KANAL24, Bojonegoro – Bahan kimia cenderung dipersepsikan sebagai bahan berbahaya yang tidak mudah untuk dimanfaatkan dalam lingkup rumah tangga. Namun, siapa sangka kelompok 918 dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya ini justru memperkenalkan bahan kimia stearin (asam stearat) kepada ibu-ibu PKK di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, kabupaten Bojonegoro dalam pelatihan pembuatan lilin aromaterapi.
Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah (dok. Fiya)
Program kerja ini diusung oleh salah satu mahasiswi jurusan Kimia UB, Fiya Winda Azira. Di samping mengambil program kerja yang sesuai dengan prodinya, Fiya dan tim secara tidak langsung juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengolahan limbah minyak jelantah.
Baca Juga : Kelompok MMD 925 Ajari Ibu PKK Olah Sampah Rumah Tangga Menjadi Eco Enzyme
“Memang seharusnya masyarakat lebih bisa mendayagunakan bahan-bahan kimia sebagaimana fungsinya, serta lebih aware dengan isu pencemaran lingkungan yang kian meningkat,” ujar Fiya.
Asam stearat (stearic acid) atau yang lebih dikenal dengan stearin merupakan bahan kimia dengan rumus CH3(CH2)16COOH yang umum digunakan dalam pembuatan lilin. Bentuknya yang berupa padatan putih akan larut dalam minyak jelantah yang sudah dipanaskan. Nantinya, asam stearat akan memadatkan minyak jelantah saat dibiarkan pada suhu kamar.
Kelompok 918 program MMD UB juga mengusulkan penggunaan krayon bekas sebagai pewarna serta minyak kayu putih sebagai sumber aromaterapi kepada ibu PKK. Usulan tersebut ditujukan untuk menghemat budget pembuatan lilin. Disamping itu, bahan-bahan yang diusulkan juga tergolong mudah didapatkan.
“Lilin yang dihasilkan cantik dan berdaya jual. Ibu-ibu PKK yang lain juga merasa senang karena mendapat pengetahuan baru terkait pengolahan limbah minyak jelantah. Banyak dari kami yang tertarik dengan penggunaan stearin karena di daerah pedesaan jarang bahan kimia yang dipasarkan,” komentar Bu Enggar.
Ketua PKK Desa Sumengko, Bu Enggar juga mengatakan bahwa produk daur ulang berupa lilin ini rencananya akan dijadikan sebagai salah satu UMKM di Dusun Sawen. Hal tersebut disambut dengan antusias oleh ibu-ibu yang hadir dalam kegiatan pelatihan tersebut, mengingat Ibu PKK Desa Sumengko memang tergolong aktif memasarkan produk UMKM unggulan berupa snack dan minuman.
Dalam perencanaan UMKM baru ini, Fiya dan tim sepakat untuk membantu penggarapan logo dan kemasan produk lilin aromaterapi. Dengan ini terbukti bahwa mahasiswa UB melalui program MMD mampu mengimplementasikan ilmunya dengan optimal dalam lingkungan bermasyarakat.(nal)