KANAL24, Ponorogo – Kontingen Reyog Brawijaya menampilkan atraksi maksmal pada Festival Nasional Reog Ponorogo 2023 yang berlangsung pada tangal 14-17 Juli 2023. Kontingen Reog UB tampil pada Minggu (16/7/2023) semalam bersama dengan lima kontestan lainnya.
“Untuk tim dari Reyog UB tampil tadi malam dengan nomor urut 17 bersama dengan kontestan lain dari Jember, Pacitan, Universitas Muhammadiyah dan lainnya,” kata Pembina Reyog UB Deny Widya Nurawan, senin (17/7/2023).
Pada Festival Nasional Reog Ponorogo 2023 kali ini kontingen UB berjumlah 144 orang yang terdiri dari Warok 18, Jathil 22, Ganong 2, Klono 1, Dadak Merak 7, Vokal Senggak 60, Pengrawit 9 dan tim produksi 25. Sedangkan untuk tema pada tahun ini tim Reog UB mengangkat Hasta Brata.
“Untuk kontinegn kita ada 144 orang dan tema yang UB unggulkan untuk tahun ini adalah Hasta Brata,” lanjut Dosen Fakultas Teknik UB ini.
Kontingen UB menampilkan Hasta Brata dengan maksimal mulai dari koreografi, tata busana, musik hingga tari. Deny mengaku timnya sudah berlatih maksimal dengan melakukan berbagai inovasi baru agar kesenian reog makin diminati.
“Misi UB ada dua yaitu pelestarian budaya nasional dan juga misi menjadi yang terbaik dalam festival nasional ini,” ujar Deny.
Agenda kompetisi masih berlangsung hingga hari ini yang dilanjutkan dengan pengumuman pemenang. Deny memohon doa semua warga UB agar Reog UB kembali menjadi yang terbaik.
Pada kesempatan yang sama Redy Eko Prasetyo selaku Pengurus Minat Bakat Ikatan Alumni UB Jatim mengaku bahwa kontestasi pada festival reog kali ini semakin ketat. Masing-masing kontestan tampil maksimal dalam semua aspek mulai dari olah tari, tata lampu, kostum, musik hingga koreografi.
“Saya lihat konstestasi pada tahun ini sangat menarik. Semua tim saling menunjukkan yang terbaik dari semua aspek mulai tari,kostum, musik, koreografi,” kata Redy.
Hal ini menurut Redy menjadi angin segar agar kesenian reog menjadi budaya yang makin digemari oleah masyarakat dan dapat diekspor menjadi Publishedan budaya asal Indonesia secara global. Pria berambut gondrong ini optimis kegiatan FNRP ini dapat menjadi agenda budaya dan wisata bertaraf internasional yang memberikan dampak multidimensi.(sdk)