KANAL24, Bojonegoro – Hama dan penyakit merupakan suatu isu yang mengganggu kalangan petani yang berujung pada menurunnya produktivitas di sektor pertanian. Pada dasarnya penanggulangan hama merupakan hal yang sangat penting dilakukan pada setiap pertanian. Pengendalian hama tidak dimaksudkan untuk sepenuhnya menghilangkan spesies hama, melainkan untuk mengurangi populasi mereka ke tingkat yang tidak merugikan secara ekonomi. Oleh karena itu, setiap pendekatan pengendalian hama dan penyakit yang digunakan harus sesuai secara ekonomi dan ekologi. Hal tersebut yang menjadi fokus Dosen dan juga Mahasiswa MMD UB terutama yang bergerak di bidang pertanian untuk memberikan sekolah lapang mengenai pentingnya penanggulangan hama secara terpadu.
Sekolah yang digelar di Desa Bakalan Kabupaten Bojonegoro pada 23 Juli 2023 ini merupakan gabungan antara Tim Jaringan PPAH Kabupaten Bojonegoro dengan mahasiswa MMD UB yang berlangsung setiap hari Minggu. Dalam penyuluhan ini dihadiri oleh 5 kelompok tani yang tersebar pada Desa Bakalan. Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) bagi petani diharapkan akan berdampak positif bagi petani, sehingga petani mampu menerapkan pengetahuan dan pelatihan yang diperoleh dari pemateri.
Sekolah Lapangan Pengelolaan Hama Terpadu terdiri dari kegiatan pengamatan 10 varietas padi yang dilakukan dari awal penanaman hingga masa pemanenan. Pada tiap pertemuan, para peserta akan melakukan presentasi hasil pengamatan yang kemudian dilanjut evaluasi bersama terkait tindakan yang harus dilakukan pada minggu berikutnya. Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada petani mengenai 4 prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) meliputi budidaya tanaman sehat, pemanfaatan dan pengembangbiakan musuh alami, monitoring secara rutin, serta pembinaan petani sebagai ahli PHT.
Selain itu, acara ini juga menjadi platform bagi para peserta untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman praktis dalam menghadapi tantangan di lapangan, seperti perubahan iklim dan peningkatan resistensi hama terhadap pestisida. Diskusi ini mendorong kolaborasi antarpetani dan penerapan solusi yang lebih baik secara kolektif.
Heroe Prasetyo, selaku POPT yang turut hadir dalam kegiatan, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan berharap bahwa ilmu yang didapat akan dapat diterapkan secara nyata untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut. Beliau juga menegaskan komitmen dari pihaknya untuk terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serupa guna mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan semakin luasnya pengetahuan dan penerapan PHT di kalangan petani, diharapkan pertanian di daerah ini akan semakin berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan lingkungan. Semoga kegiatan seperti Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu dapat terus didukung dan diadakan secara berkala untuk mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan di masa depan.(sdk)