Kanal24, Malang — Kompetisi ilmiah mahasiswa menjadi arena strategis untuk menunjukkan keunggulan perguruan tinggi di tingkat nasional. Dalam iklim kompetisi yang ketat, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)menjadi pertaruhan reputasi akademik, regenerasi talenta, dan pembuktian kapasitas riset mahasiswa.
Universitas Brawijaya (UB), sebagai salah satu kampus dengan tradisi unggul di kancah penalaran mahasiswa, menegaskan komitmennya untuk terus mempertahankan posisi dengan melepas kontingen PIMNAS 2025 di Lapangan Rektorat UB, Sabtu (22/11/2025). Ajang ini bukan hanya seremoni keberangkatan, tetapi momentum memperkuat moral, strategi, dan kesiapan mental sebelum bertanding.
Strategi Regenerasi Prestasi PKM UB
Koordinator PKM Center, Prof. Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., M.T., menegaskan bahwa keberhasilan UB di Pimnas tidak lepas dari strategi panjang yang telah dibangun hampir satu tahun penuh. Ia menjelaskan bahwa UB konsisten melakukan pembinaan sejak mahasiswa baru, salah satunya melalui kompetisi LP2 PKM sebagai ajang pengenalan dunia penalaran dan penjaringan talenta dini untuk disiapkan menjadi kader PKM di tahun berikutnya.
Baca juga:
Mindfulness Dorong Sukses Karier Alumni UB

“Strategi awalnya memang menyiapkan Maba untuk tahun depan, tapi kalau ada potensi bagus, mereka bisa langsung dilibatkan di tahun berjalan. Setelah terkumpul tim sesuai karakterisasi PKM, proposal akan melalui seleksi internal dengan memastikan kualitas konten dan kesesuaian pedoman,” ujarnya.
Setelah proposal lolos pendanaan nasional, pendampingan intensif dilakukan, mulai dari penyusunan laporan kemajuan PKP2 hingga persiapan menuju Pimnas. “Pendampingan terus dilakukan sampai fase karantina sebelum keberangkatan. Tahun ini, Alhamdulillah, tiga tim UB—dari PKM-KC, PKM-KI, dan PKM-GFT—siap berangkat ke Universitas Hasanuddin,” tambahnya.
Prof. Abu Bakar juga menyampaikan target tinggi tahun ini. “Setiap tim punya potensi medali, baik presentasi maupun poster. Target maksimalnya tentu enam medali emas dari enam kategori yang diikuti,” ucapnya optimis.
Inovasi OASYS: Teknologi Retina Berbasis AI
Ketua Tim OASYS PKM-KC, Naufal Ramadhino Pribadi, menyebut timnya telah mematangkan persiapan sejak beberapa minggu terakhir dan kini telah siap bertanding. Ia menjelaskan bahwa inovasi mereka berfokus pada alat penangkap citra retina yang dikombinasikan dengan kecerdasan buatan untuk diagnosis otomatis.

“Keunggulan alat kami adalah teknologi AI yang belum dimiliki alat citra retina lain. Diagnosis bisa lebih cepat, otomatis, dan biaya produksinya lebih terjangkau,” jelasnya.
Selain pengembangan teknologi, Naufal menekankan pentingnya menjaga kekompakan tim. “Komunikasi harus selalu lancar, tidak meninggikan ego, dan punya rasa perjuangan yang sama. Harapannya, kami bisa mengeluarkan potensi maksimal, baik secara individu maupun tim,” ujarnya.
Harapan Besar dan Optimisme Kontingen UB
Pelepasan kontingen menjadi momentum penting bagi seluruh sivitas akademika UB. Dukungan moral, pendampingan intensif, dan rekam jejak UB dalam meraih prestasi menjadi bekal kuat bagi tiga tim yang bertanding.
Prof. Abu Bakar menutup dengan optimisme. “Sejarah perpimnasan UB sangat baik. Itu menjadi modal motivasi yang kuat bagi tim,” katanya.Dengan strategi pembinaan yang matang, inovasi teknologi unggulan, serta kekompakan tim, Universitas Brawijaya menegaskan kesiapannya bersaing di tingkat nasional. Kontingen UB tidak hanya membawa karya, tetapi juga semangat regenerasi dan budaya akademik yang kuat. Semua pihak berharap keikutsertaan tahun ini kembali mempersembahkan prestasi terbaik bagi almamater. (nid/dht)










