Kanal24 – Berdasarkan Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) diperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami deflasi sebesar 0,1% pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sebelumnya (month-to-month/mtm).
Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi di Jakarta (12/8/2022) mengatakan perkiraan tersebut berdasarkan perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Agustus 2022.
Ia menjelaskan, komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2022 sampai dengan minggu kedua antara lain bawang merah sebesar 0,14% (mtm), cabai merah 0,09% (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,06% (mtm).
Selanjutnya komoditas daging ayam ras sebesar 0,04% (mtm), tarif angkutan udara 0,03% (mtm), tomat 0,02% (mtm), serta bayam dan jeruk masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Erwin mengungkapkan bahwa terdapat komoditas lain yang menyumbang inflasi pada periode minggu kedua Agustus 2022, yakni Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,08% (mtm), rokok kretek filter 0,03% (mtm), serta air kemasan dan beras masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Ia menyatakan bahwa pihaknya akan terus memperkuat koordinasi baik dengan pemerintah maupun stakeholder terkait untuk mengoptimalkan strategi kebijakan terpadu dalam menjaga stabilitas makro-ekonomi dan sistem keuangan demi mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat inflasi terjadi sebesar 0,64% pada Juli 2022 (mtm) atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,09 pada Juni menjadi 111,8 pada Juli.
Kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit disinyalir menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,64% (mtm) pada Juli 2022.
Dengan terjadinya inflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Juli 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 3,85% dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juli 2022 terhadap Juli 2021 sebesar 4,94%.