Kanal24 – Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman dalam mengungkap bahwa risiko inflasi melebihi 4% masih tinggi hingga 2023.
“Yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah) kita adalah menjaga transmisi harga energi dan komoditas dalam negeri. Pada Agustus 2022 inflasi secara tahunan kita mencapai 4,69%,” katanya dalam webinar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (3/10/2022).
Sementara itu, inflasi dari permintaan yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 3,04%, masih di bawah target pemerintah yakni 3-4%.
Di dalam negeri, pengelolaan harga komoditas pangan dan energi akibat kenaikan harga komoditas global tetap menjadi tugas pemerintah dan BI, alih-alih menjaga indikator ekonomi lainnya seperti pertumbuhan ekonomi dan perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Bank Indonesia memastikan keberlanjutan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNP IP) yang dapat membantu menjaga inflasi di tingkat nasional.
“Inflasi kita pada Agustus mencapai 4,69 % secara tahunan, inflasi pangan hampir 9 %. Kalau kita berhasil menjaga inflasi pangan 5 % sesuai target TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), inflasi bisa turun kurang lebih 4 %,” katanya
Berdasarkan hal tersebut, BI bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, terutama wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), untuk mengendalikan harga pangan dengan tetap menjaga pasokan.
“Beragam program dijalankan, seperti operasi pasar, kerja sama antar-daerah untuk memastikan kelancaran distribusi, dan beberapa upaya memastikan ketahanan pangan,” katanya.
Menurut dia, pemerintah terus memastikan bahwa pengalihan kenaikan harga pasar dunia bahan pangan dan energi ke harga domestik tidak menyebabkan kenaikan inflasi yang signifikan dan tidak menyulitkan masyarakat.
Melalui GNP IP di Sulampua, BI meluncurkan program kegiatan pemasaran murah yang dapat diintegrasikan dengan teknologi digital dan subsidi transportasi.
Demi menjaga pasokan pangan di daerah, Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk produksi pangan juga digalakkan dengan subsidi bunga 3%.
“Ke depan kita masih bisa meningkatkan pengendalian inflasi dengan membuat sistem dari GNP IP. Ini tak sekadar kegiatan memastikan ketahanan pangan, tapi dilakukan juga dengan terdigitalisasi dan memerhatikan konsep ekonomi hijau,” ucapnya.
Pada saat yang sama, komoditas lain yang diminati oleh masing-masing kota, seperti bawang merah dan bawang putih, juga menjadi perhatian BI di masing-masing daerah.
“Kita koordinasikan semua kinerja TPID yang kita lakukan yaitu jaga keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan, dan komunikasi antar daerah sehingga inflasi bisa ditangani lebih baik lagi,” ucapnya.