Kanal24, Malang – Novelis dan esais, Aquarina Kharisma Sari yang merupakan pendiri sekaligus Presiden Malang Women Writers’ Society (MAWWS) Malang, berbicara terbuka tentang pandangan kontroversialnya terhadap feminisme, komunitas penulis wanita yang digelutinya, serta visinya untuk mengubah paradigma budaya di Malang kepada Kanal24.
Aquarina mengawali pembicaraan dengan menegaskan bahwa sosietas yang ia pimpin adalah wadah bagi para penulis wanita di Malang yang peduli terhadap kebudayaan tradisional Jawa dan Madura. Dalam ideologi societas-nya, Aquarina dengan tegas menyatakan dirinya sebagai seorang anti feminis.
“Saya sering berbicara di banyak forum tentang hal ini. Namun, untuk pemahaman yang lebih mendalam, tunggulah hingga tesis dan buku saya, ‘Kontra Feminisme’, selesai,” ujar Aquarina (18/12/2023).
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Aquarina mengakui dirinya sebagai tipe orang yang senang berada dalam kelompok. Ia membangun girl-squad-nya sejak usia dini dan kini memiliki kelompok para penulis dan akademisi di Malang. Mereka tidak hanya berkumpul untuk diskusi, tetapi juga untuk bersenang-senang, ngopi, berbelanja, dan menciptakan karya bersama.
“Squad saya kadang-kadang dianggap seperti girlband dan ditertawakan. Saya tidak paham, mengapa seniman tidak boleh berpakaian cantik? Ajining diri soko busono (Red. harga diri seseorang dari lidahnya (omongannya), dan harga diri badan dari pakaian.), bukan begitu?” tegas Aquarina.
Aquarina melihat keberadaan banyak komunitas di Malang yang seringkali hanya menjadi penonton dalam acara diskusi dengan narasumber dari luar. Ia merasa perlu untuk membangkitkan semangat lokalisme dan menolak stereotip negatif yang sering dihadapi oleh wanita Jawa dalam film dan sastra.
Dalam perjalanannya, Aquarina menghadapi berbagai kritik dan perlawanan, terutama dari kalangan feminis di Malang. Namun, ia yakin bahwa kontra argumen dan antitesis adalah hal yang wajar dalam dunia ideologi dan teori.
“Banyak yang menganggap saya berkhayal terlalu tinggi, tapi saya percaya pada mukjizat dan keajaiban. Ada hal-hal di luar kuasa saya, dan saya selalu percaya pada itu,” ungkapnya.
Sebagai penerjemah buku fiksi dan nonfiksi, Aquarina juga berpendapat bahwa Malang, meskipun kaya akan komunitas dan kelompok diskusi, masih terlalu terlena dalam suasana adem ayemnya. Ia mengajak untuk membentuk komunitas yang mampu menghasilkan karya yang kuat, mengikuti jejak kota-kota besar seperti Yogyakarta dan Jakarta.
“Saya percaya, Gusti Allah sedang membentuk jalan saya. Saya tidak berhenti bergerak meskipun banyak yang mencemooh. Saya ingin membuktikan bahwa Malang bisa menghasilkan karya yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional,” papar Aquarina.
Plannya yang akan datang mencakup niatnya untuk mengambil gelar doktor dan merilis buku “Kontra Feminisme” yang merupakan hasil dari pemikiran dan penelitian selama kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ia bermimpi untuk memiliki kata pengantar dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf, yang merupakan panutan dan idola bagi Aquarina.
Di akhir wawancara, Aquarina berbagi sebuah pemikiran inspiratif, “Life begins when fear ends“. Ia menekankan pentingnya mengatasi ketakutan dan bergerak maju tanpa terpengaruh oleh pendapat negatif dari orang lain.
Aquarina juga telah menghasilkan banyak karya tulis, beberapa diantaranya seperti cerpen Mikhael. 2009. Koran Jawa Pos dan Warna-Warna Langit. 2011. Majalah Femina. Selain itu, ia juga telah menghasilkan novel berjudul “Hingga Pantai Seberang” yang diterbitkan oleh Jejak Publishing, Yogyakarta pada tahun 2018.
Berkat karya-karyanya, Aquarina juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai acara, beberapa diantaranya sebagai pembicara di Wedding Expo Jatim Times Talk Show, Mbeber Klasa Lesbumi NU Kota Malang; “Merayakan Persaudaraan”, Mbeber Klasa Lesbumi NU Kota Malang dalam rangka 1 Abad NU; “Menggali Ideologi Wanita Nusantara”, dan Pembacaan Pertunjukan Tabuhan 4/4 Luh di Museum Singhasari. Bagi yang ingin mengenal lebih jauh Aquarina atau ingin sharing perihal kepenulisan dan pandangannya, ia dapat dihubungi melalui akun instagramnya @semak_mawar. (nid)