Kanal24, Malang – Minggu lalu, Malang Creative Center (MCC) menjadi sorotan dengan berlangsungnya Brawijaya International Design Exhibition (BIDEA) 2024. Acara yang digelar oleh Fakultas Vokasi (FV) Universitas Brawijaya (UB) ini berlangsung dari tanggal 19 hingga 21 Juli 2024, dengan tema “Navigation Into The Future of Culture”. Pameran ini berhasil menarik ribuan pengunjung yang datang untuk melihat berbagai hasil karya seni digital yang dipamerkan.
Sejak hari pertama, BIDEA 2024 menyedot perhatian dengan memamerkan hasil karya seni digital, menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan dan memperkaya seni. Pengunjung dapat melihat karya-karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menggugah pikiran dengan inovasi dan kreativitas yang ditampilkan.
Namun, yang benar-benar menjadi sorotan adalah hari kedua acara tersebut. Selain pameran, hari kedua BIDEA 2024 juga menyelenggarakan talkshow yang menghadirkan pemateri terkemuka dari Tokyo University of Technology, Tomori Hayase, Ph.D. Kehadiran Dr. Hayase memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi acara ini, menarik perhatian tidak hanya para seniman dan akademisi, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik pada perkembangan seni digital.
Dalam presentasinya yang komprehensif, Dr. Hayase membahas berbagai aspek penting tentang digitalisasi seni. Ia memaparkan teknologi terkini yang digunakan dalam seni digital dan bagaimana teknologi tersebut berdampak pada industri kreatif. Tidak hanya itu, Dr. Hayase juga memberikan contoh-contoh konkret dari digitalisasi seni di Jepang, yang memperlihatkan bagaimana negara tersebut berhasil menggabungkan elemen tradisional dengan teknologi modern.
“Digitalisasi seni tidak hanya membawa inovasi dalam cara seni diciptakan dan dinikmati, tetapi juga memperkaya dan melestarikan budaya tradisional Jepang. Dengan teknologi digital, kita dapat menghidupkan kembali seni tradisional dan menggabungkannya dengan elemen-elemen modern,” jelas Dr. Hayase.
Penjelasan Dr. Hayase membuka wawasan baru bagi para peserta. Ia menunjukkan bahwa digitalisasi seni bukan hanya tentang menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga tentang mempertahankan dan menghidupkan kembali warisan budaya yang ada. Partisipasi Dr. Hayase di BIDEA 2024 memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang masa depan seni digital dan potensinya untuk menjadi pendorong inovasi dalam industri kreatif.
Antusiasme para peserta terlihat jelas sepanjang acara. Banyak yang merasa termotivasi oleh wawasan dan pengetahuan baru yang mereka peroleh. BIDEA 2024 diharapkan dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seni digital di Indonesia dan membuka peluang kolaborasi internasional di bidang ini.
Acara ini tidak hanya memperlihatkan kemampuan dan kreativitas mahasiswa dan akademisi UB, tetapi juga membuktikan bahwa seni digital memiliki potensi besar untuk berkembang dan mengubah cara kita melihat dan menghargai seni. Dengan semangat yang terus meningkat, BIDEA 2024 menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi seni dapat menjadi pendorong inovasi dalam industri kreatif.
Dengan demikian, BIDEA 2024 telah sukses melampaui ekspektasi, tidak hanya sebagai pameran seni digital, tetapi juga sebagai platform edukasi dan inspirasi bagi semua yang terlibat. Acara ini menegaskan pentingnya integrasi teknologi dan budaya dalam seni, dan bagaimana inovasi dapat mengarahkan kita ke masa depan yang lebih cerah dan penuh dengan kemungkinan baru.(din/ctr)