KANAL24, Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk PT Bio Farma (Persero) sebagai perusahaan induk (holding) bagi perusahaan negara yang bergerak di bidang farmasi. Adapun anggota Holding BUMN Farmasi yakni PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk dan PT Bio Farma.
Dikatakan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, dengan adanya sub-holding farmasi ini akan tercipta ketahanan, ketersediaan, keterjangkauan, mutu dan kesinambungan obat nasional. “Selain itu ini akan membangun industri kesehatan nasional inklusif, mandiri dan efisien,” ungkapnya di Kementerian BUMN Jakarta, pada Selasa (4/2/2020).
Sejatinya, ungkap Arya, prospek industri farmasi sangat besar di mana angka pertumbuhannya dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi.
“Industri farmasi ini di dunia besarnya USD7,6 triliun. Dan hebatnya lagi pertumbuhan biaya kesehatan negara hampir selalu dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi negara. Maka itu apabila Indonesia pertumbuhan ekonomi 5% maka biaya kesehatan tumbuh 2 kali lipatnya menjadi 10%,” ungkap dia.
Dengan Holding BUMN Farmasi ini, perusahaan farmasi di Indonesia bisa jadi kelas dunia karena diharapkan holding ini akan mampu membangun kemandirian obat dan alat yang sampai hari ini 90%-94% masih impor. (sdk)