Kanal24, Malang – Indonesia mulai menempatkan sektor bioekonomi sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi berkelanjutan. Konsep ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan nasional sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya hayati secara bijak dan terbarukan. Dengan kekayaan biodiversitas terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan bioekonomi sebagai kekuatan baru di tengah tantangan perubahan iklim dan krisis sumber daya alam.
Bioekonomi dipahami sebagai sistem ekonomi yang memanfaatkan sumber daya biologis, seperti hasil pertanian, kehutanan, kelautan, dan limbah organik, untuk menghasilkan pangan, energi, bahan baku industri, hingga produk kimia ramah lingkungan. Pemerintah memasukkan pengembangan bioekonomi ke dalam dokumen perencanaan jangka panjang nasional sebagai bagian dari strategi menuju visi Indonesia Emas 2045.
Baca juga:
Pesona Visual Mahasiswa FIB UB Pukau Pengunjung
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai inisiatif penguatan bioekonomi mulai dikembangkan. Salah satunya melalui pembentukan forum kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Tujuannya adalah menyusun arah kebijakan, mempercepat inovasi, serta mendorong investasi di sektor-sektor berbasis hayati.
Kontribusi sektor berbasis hayati terhadap perekonomian nasional dinilai sangat potensial. Peningkatan permintaan produk berbasis biomassa diyakini dapat memberikan efek berganda terhadap Produk Domestik Bruto, sekaligus memperluas lapangan kerja di wilayah pedesaan. Sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan dinilai menjadi tulang punggung transformasi ini.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, bioekonomi juga dipandang sebagai jawaban atas tantangan ketahanan pangan dan energi. Pengembangan bioenergi, bioproduk, serta teknologi pengolahan limbah organik berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Di sektor pangan, inovasi berbasis bioteknologi dinilai mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi produksi.
Program perhutanan sosial juga diposisikan sebagai salah satu fondasi penting dalam pengembangan bioekonomi. Jutaan kepala keluarga yang mengelola kawasan hutan diberikan akses legal untuk mengembangkan usaha produktif berbasis hasil hutan bukan kayu, tanaman pangan, serta komoditas bernilai tambah seperti kopi, madu, dan tanaman herbal. Konsep agroforestry menjadi model yang terus diperkuat untuk menjaga keseimbangan antara fungsi ekonomi dan ekologi.
Meski memiliki potensi besar, pengembangan bioekonomi di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah belum adanya definisi dan standar operasional yang seragam, sehingga pemahaman antar lembaga dan pelaku usaha masih bervariasi. Koordinasi antar sektor juga dinilai perlu diperkuat agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan.
Tantangan lain muncul pada aspek hilirisasi. Banyak sumber daya hayati yang masih diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa nilai tambah yang optimal. Hal ini menyebabkan Indonesia belum sepenuhnya menikmati manfaat ekonomi dari kekayaan biodiversitas yang dimiliki. Penguatan industri pengolahan di dalam negeri menjadi agenda penting agar rantai nilai dapat dinikmati secara lebih luas.
Di sisi lain, masyarakat lokal dan komunitas adat dinilai harus ditempatkan sebagai aktor utama, bukan sekadar penyedia bahan baku. Penguatan kapasitas, akses pembiayaan, pendampingan usaha, dan pembukaan akses pasar menjadi kunci agar bioekonomi berkembang secara inklusif dan berkeadilan.
Ke depan, bioekonomi dipandang sebagai jalan strategis untuk membangun model ekonomi baru yang lebih ramah lingkungan, tangguh, dan berdaya saing global. Dengan sinergi kebijakan, investasi, dan inovasi teknologi, sektor ini diyakini mampu menjadi motor pertumbuhan baru sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.
Transformasi menuju bioekonomi bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Di tengah tekanan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya fosil, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengambil peran sebagai salah satu pemimpin bioekonomi dunia. (nid)








