Kanal24, Malang – Sebagai langkah nyata mengatasi permasalahan lingkungan, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 melaksanakan sosialisasi dan pembuatan lubang resapan biopori di Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam upaya mitigasi banjir sekaligus mengelola sampah organik rumah tangga secara berkelanjutan.
Lubang resapan biopori merupakan teknologi ramah lingkungan berbentuk lubang vertikal berdiameter 10–30 cm dan kedalaman 80–100 cm, yang diisi dengan sampah organik seperti daun kering dan sisa dapur. Selain meningkatkan daya resap air ke tanah dan mengurangi risiko banjir, biopori juga mampu menghasilkan kompos secara alami. Teknologi ini sangat relevan untuk diterapkan di desa-desa dengan permasalahan drainase, seperti Karangnongko yang kerap terdampak genangan saat musim hujan.
Baca juga:
Mahasiswa KKN UB Ajak Petani Bokor Olah Jerami Jadi Pupuk Organik
Sosialisasi di Tengah Malam Tahlilan
Tahap pertama program dilaksanakan pada Kamis (17/07/2025) di rumah salah satu warga RT 12 Dusun Nongkosewu, bertepatan dengan kegiatan malam tahlilan. Tiara Harifin bersama timnya memaparkan konsep biopori secara menyeluruh, mulai dari manfaat ekologis, langkah pembuatan, hingga contoh penerapan di lingkungan rumah tangga.
Untuk memudahkan pemahaman, mahasiswa membagikan pamflet panduan pembuatan biopori agar warga dapat mengaplikasikannya secara mandiri di rumah. Edukasi ini mendapat perhatian warga, terutama karena topik yang dibahas relevan dengan masalah banjir yang mereka hadapi setiap tahun.
Praktik Langsung Bersama Warga
Tahap kedua digelar pada Minggu (20/07/2025), melibatkan praktik langsung pembuatan lubang resapan biopori bersama warga. Kegiatan ini didampingi Ketua RT 12, Bapak Riyanto, yang menyambut positif inisiatif mahasiswa.
“Program ini sangat bagus diterapkan di desa ini karena memang rawan banjir. Harapannya warga bisa mengimplementasikannya secara mandiri,” ujar Bapak Riyanto.
Dalam kegiatan tersebut, warga bergotong royong menggali lubang dan mengisinya dengan sampah organik yang telah dikumpulkan sebelumnya. Proses ini menjadi sarana belajar bersama, sekaligus membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan.
Baca juga:
Blitar Naik Kelas dalam Inovasi Daerah, Kerja Sama UB Hantarkan Raih IGA 2024
Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Bapak Abdullah selaku Dosen Pembimbing Lapang mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari kontribusi mahasiswa dalam pembangunan berbasis lingkungan. Program biopori ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain:
- SDG 6: Air bersih dan sanitasi layak
- SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
- SDG 13: Penanganan perubahan iklim
Harapan Berkelanjutan
Melalui kegiatan ini, mahasiswa MMD UB berharap masyarakat Karangnongko dapat melanjutkan praktik pembuatan biopori secara berkelanjutan. Selain menjadi solusi efektif untuk banjir, teknologi ini juga berperan sebagai sarana pengelolaan sampah organik yang edukatif dan ramah lingkungan.
Dengan langkah sederhana seperti biopori, masyarakat diharapkan dapat menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan desa terhadap ancaman banjir di masa depan. (nid)