Kanal24, Malang — Workshop Penguatan Kemitraan Peternak dan Inovasi Budidaya Kambing dan Domba yang Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) pada Sabtu (30/08/2025) menghadirkan berbagai narasumber dengan topik berbeda. Salah satunya adalah Drh. Widi Nugroho, dosen Fakultas Kedokteran Hewan UB, yang membawakan materi tentang urgensi biosecurity dalam industri peternakan kambing dan domba.
Menurut Widi, biosecurity merupakan konsep fundamental dalam pencegahan penyakit pada hewan ternak. Ia menekankan bahwa tujuan utama dari praktik peternakan seharusnya adalah mencegah timbulnya kasus sakit atau kematian pada ternak, bukan sekadar mengobati setelah penyakit muncul. “Di dunia peternakan, kita tidak pernah menginginkan kasus kematian atau sakit. Yang selalu kita inginkan adalah bagaimana melakukan pencegahan, dan konsep itu dikenal sebagai biosecurity,” jelasnya.
Baca juga:
Pelatihan Mendeley UB Fokus pada Sitasi Akurat

Prinsip Biosecurity dalam Peternakan
Dalam pemaparannya, Widi menyampaikan prinsip-prinsip dasar biosecurity yang dapat diterapkan pada peternakan kambing dan domba. Materi yang disajikan bersifat umum agar dapat disesuaikan oleh setiap peternak sesuai kondisi masing-masing. Ia menekankan pentingnya sistem pengendalian masuk-keluar hewan, kebersihan kandang, manajemen pakan, hingga disiplin dalam menjaga kesehatan lingkungan sekitar peternakan.
“Prinsip-prinsip ini harus menjadi pegangan. Namun setiap peternak bisa menyusun sendiri biosecurity yang cocok bagi usahanya. Tidak ada aturan tunggal, karena setiap lokasi dan kondisi memiliki tantangan berbeda,” ungkapnya.
Forum Ilmu dan Pertukaran Pengalaman
Lebih jauh, Widi berharap materi yang disampaikannya mampu menambah wawasan peternak, sekaligus meluruskan berbagai kesalahpahaman yang masih beredar terkait kesehatan ternak. Dengan pemahaman yang benar, kualitas praktik pemeliharaan diharapkan dapat meningkat sehingga ternak lebih sehat dan produktif.
Selain memberikan materi, Widi juga menekankan pentingnya interaksi dua arah. Pertanyaan dan masukan dari para peternak dianggap sebagai informasi berharga yang mencerminkan persoalan nyata di lapangan. “Bagi saya, masukan dari peternak adalah tambahan pengetahuan. Dari pertanyaan mereka, saya bisa memahami apa saja yang menjadi konsen utama dunia industri peternakan kambing dan domba, baik di Malang maupun di Indonesia,” jelasnya.
Membangun Peternakan Lebih Tangguh
Melalui pendekatan biosecurity, Widi optimis para peternak kambing dan domba dapat lebih siap menghadapi tantangan kesehatan ternak di masa depan. Ia menegaskan bahwa keberhasilan peternakan berkelanjutan tidak hanya bergantung pada faktor produksi, tetapi juga pada sistem pencegahan penyakit yang terintegrasi.
Baca juga:
Fapet UB Dorong Transformasi Intelektual Pascasarjana
“Dengan tambahan ilmu ini, saya berharap peternak bisa memperbaiki kualitas praktik mereka. Peternakan yang sehat akan menghasilkan produk yang lebih baik, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan peternak itu sendiri,” pungkasnya.
Workshop ini menjadi momentum penting bagi peternak dan akademisi untuk bersama-sama mencari solusi praktis, sekaligus memperkuat jembatan kemitraan menuju peternakan kambing dan domba yang sehat, tangguh, dan berdaya saing. (han/dpa)