MINDSET saya selama ini menulis itu hanya bisa mengkayakan hati saja, hati menjadi lega jiwa menjadi plong bahagia. Seolah apa yang menjadi beban jiwa dan pikiran sudah dikeluarkan lewat tulisan. Menulis adalah cara menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk umat, tak terbersit dalam benak sedikitpun mengkonversinya jadi sebuah materi.
Kalau ingin kaya, mindset yang sudah mengkristal di benak saya adalah jadi pengusaha, gelar sajadah plus gelar lapak. Bukan jadi penulis apalagi jadi dosen! Itu awalnya.
Namun usai menonton channel Youtubenya kang Hayat. Kolega dosen dari Unisma Malang yang berjudul persis seperti judul di atas “Bisa kaya dengan menulis”. Mindset dalam diri saya bertumbuh, sepertinya perlahan mau menerima usai mendapatkan informasi tambahan yang bermanfaat. Yuk, simak cerita selanjutnya di bawah ini.
Terus menulis apa saja yang bisa mendapatkan uang. Berikut jenisnya, seperti yang dijelaskan kang kang Hayat dalam akun Youtubenya.
Pertama
Mendapatkan royalti dari penulisan sebuah buku. Berkisar antara 3-12 juta dalam tiap tahunnya. Penghasilan royalti buku ini bisa diterima tiap 3,6,12 bulan sekali. Tergantung perjanjian antara penulis dan penerbitnya. Penghasilan tidak sekadar angka rupiah di atas bahkan ada koleganya kang Hayat sesama penulis bisa mendapat royalti hingga milyaran rupiah dalam setahunnya, tergantung oplah laris tidaknya sebuah buku tersebut. Bayangkan saja royalti itu baru untuk satu buku saja yang berhasil di tulis! Lha kalau berhasil menulis 2, 3 buku dan semuanya bisa best seller semacam Prof. Rhenald Kasali dari UI.
Kedua
Menulis opini di sebuah media online dan media cetak. Penghasilan tiap satu opini yang ditulis, berkisar antara 250 – 500 ribu, bahkan untuk media cetak semacam harian kompas bisa menyentuh angka 1 juta tiap satu artikel opini yang berhasil kita hasilkan dan dimuat. Tinggal kalikan saja, tiap satu minggu sekali bisa buat satu tulisan opini, seperti idola saya lainnya yaitu Prof. Mudrajat Kuncoro dari UGM.
Ketiga
Membuat tulisan esai popular dikirim juga ke media online juga media cetak, level lokal, regional, juga nasional. Penghasilan tiap tulisan yang berhasil di muat, beragam. Dihargai mulai 100 – 500 ribu per artikel tulisan. Seperti penulis pakar marketing Suswohadi.
Kempat
Menulis resensi sebuah buku baru yang terbit. Selain dapat uang kitapun memperoleh buku dari yang telah berhasil kita resensi dan diterima oleh penerbitnya. Seperti penulis resensi paling giat dari Kebumen, mas sam. Kolega saya sesama penulis yang menjadi teman di media FB.
Kelima
Telah menjadi rahasia umum. Sesiapa saja yang berprofesi sebagai dosen. Kemendikbud memiliki program hibah buku yaitu buku ajar, baik yang sudah terbit maupun yang sedang mau dibuat, bisa diikutkan dalam program tersebut. Seperti cerita kolega dosen di kampus UB yang pernah utarakan ke saya kala minum kopi pagi di griya.
Keenam
Ini yang ke enam atau yang terakhir. Saat bisa menulispeneliP penelitian yang bagus, kita pun juga bisa mendapatkan uang, honor peneliPen proposal penelitian pendanaannya berbeda-beda dari pemerintah melalui instansi terkait dalam hal ini kemendikbud, untuk periode sekarang. Tentu saja honornya juga berbeda pula.
Nah itulah, saya kira yang bisa saya sampaikan. Berkenaan dari tulisan apa saja yang bisa mendatangkan pundi-pundi uang ke dalam dompet kita. Dan sepertinya mindset saya juga sudah bisa menerima, bahwa menjadi kaya lewat jalur penulisan itu ternyata BISA!
Sepertinya layak dicoba, meski tidak mudah. Setidaknya menaikkan level kualitas penulisan, dengan menaikkan level tempat berlatih, level tempat bertanding. Karena pada level yang lebih atas selalu saja ada tim penilai yang juga semakin piawai.
Awalnya membuat tulisan share di FB, WA, kemudian beralih ke media online lalu media cetak. Lalu dapat uang bisa buat nraktir beli kopi dan makan rujak teman-teman, semoga bisa.
Toh tidak ada yang salah dengan keinginan mencoba serta memiliki mimpi, yang salah adalah mimpi hanya sekadar mimpi niraksi.
Penulis: Andi Agus Subroto, Kandidat Doktor FEB UB, Penulis dan Pakar Manajemen SDM