Kanal24, Malang – Menyambut Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) kembali menggelar kegiatan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis bagi masyarakat. Kegiatan bertajuk “Cek Kesehatan Gigi dan Gusi” ini akan dilaksanakan pada 7–9 Oktober 2025 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Brawijaya, Jalan Veteran, Malang.
Program BKGN tahun ini menghadirkan berbagai layanan perawatan gratis seperti pemeriksaan gigi dan mulut, pembersihan karang gigi, penambalan, perawatan pencegahan gigi berlubang, serta pencabutan gigi. Melalui kegiatan ini, FKG UB berupaya memperluas akses kesehatan gigi bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran pentingnya perawatan preventif.
Kesehatan Gigi Masih Jadi Tantangan Nasional
Koordinator Kompartemen Departemen Ilmu Radiologi Kedokteran Gigi FKG UB, drg. Astika Swastirani, M.Si., menjelaskan bahwa tingkat kesehatan gigi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan.
“Angka karies atau gigi berlubang di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak masyarakat yang baru datang ke dokter gigi ketika giginya sudah sakit, padahal seharusnya dilakukan pemeriksaan rutin setiap enam bulan,” ujarnya kepada Kanal24 (3/10/2025).
Astika menggambarkan kondisi ini sebagai “fenomena gunung es”, di mana kasus yang terlihat hanya sebagian kecil dari masalah yang sesungguhnya.

“Ketika gigi sudah sakit, biasanya lubangnya sudah parah dan butuh perawatan kompleks seperti perawatan saluran akar,” jelasnya.
Menurutnya, melalui kegiatan BKGN, FKG UB tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga fokus pada edukasi.
“Selain pemeriksaan dan perawatan gratis, kami juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Tahun ini kami menggandeng lima pondok pesantren untuk program edukasi kesehatan gigi dan mulut,” tambahnya.
Edukasi Massif dan Pelatihan Mahasiswa
Astika menegaskan, BKGN menjadi momen penting untuk memperkuat keterampilan mahasiswa FKG UB, baik di tingkat pre-klinik maupun klinik.
“Mahasiswa kami terlibat langsung, mulai dari kegiatan School Health Program hingga praktik merawat pasien dalam Free Dental Treatment. Ini bagian dari kompetensi yang harus dicapai calon dokter gigi muda sebelum lulus,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa setiap pasien yang datang ke RSGM selalu mendapatkan edukasi personal dari koas atau dokter gigi muda. “Namun khusus di BKGN, edukasi dilakukan secara masif dan serentak. Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga kesehatan gigi sama pentingnya dengan menjaga kesehatan tubuh lainnya,” ujarnya.
Akses Kesehatan Gigi Masih Belum Merata
Masalah klasik lain yang disoroti adalah belum meratanya akses layanan kesehatan gigi di Indonesia. “Selama ini, jika tidak menggunakan BPJS, biaya perawatan gigi bisa cukup mahal. Melalui BKGN, kami ingin semua elemen masyarakat bisa merasakan manfaat layanan kesehatan gigi tanpa terkendala biaya,” jelas Astika.
Selain pemeriksaan gratis di kampus, kegiatan pengabdian masyarakat FKG UB juga dilakukan secara berkelanjutan. Dalam satu tahun, fakultas ini mengadakan sedikitnya lima kegiatan pengabdian masyarakat—baik oleh dosen maupun mahasiswa—dengan sasaran yang beragam, mulai dari anak-anak, remaja, ibu hamil, hingga lansia.
“Sebarannya juga luas, tidak hanya di Kota Malang, tapi juga menjangkau wilayah kabupaten,” katanya.
Membangun Kesadaran Sejak Dini
Astika berharap, kegiatan BKGN dapat menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi.
“Kami ingin masyarakat tidak lagi menunggu sampai sakit untuk datang ke dokter gigi. Pemeriksaan rutin adalah bentuk pencegahan terbaik,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara tenaga medis, mahasiswa, dan masyarakat, FKG UB terus berkomitmen menjadi bagian dari solusi untuk menurunkan angka karies nasional dan memperluas akses layanan kesehatan gigi yang berkualitas.(Din/Tia)