KANAL24, Jakarta – Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah mulai membuahkan hasil. Arus investasi yang masuk ke luar Jawa semakin besar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ), Bahlil Lahadalia, mengatakan realisasi investasi yang masuk ke luar Jawa semakin kecil selisihnya dengan yang masuk ke Pulau Jawa. “Ini berkat gencarnya pembangunan infrastruktur sejak lima tahun lalu di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Bahlil saat memberi sambutan dalam pembukaan West Java Investment Summit 2020 secara virtual, Senin (16/11/2020).
Bahlil menuturkan bagi investor, hal yang sangat penting adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai serta perbaikan biaya logistik. Pemerataan pembangunan infrastruktur berkontribusi besar membuat selisih nilai arus investasi antara Jawa dan luar Jawa sangat kecil. “Ini menunjukkan indikasi yang positif dalam hal penciptaan investasi yang berkualitas dan merata,” ujar Bahlil.
Realisasi investasi yang masuk ke Indonesia periode Januari – September 2020 mencapai Rp611,6 triliun. Jumlah tersebut sekitar 74,8% dari total target investasi 2020 yang mencapai Rp817,2 triliun. Target tersebut sebetulnya telah direvisi dari target semula yang sebesar Rp886 triliun.
Komposisi realisasi investasi pada Januari – September 2020 terdiri dari investasi di luar Jawa sebesar Rp304,1 triliun dan Pulau Jawa sebesar Rp307,5 triliun. Dengan demikian, porsi investasi luar Jawa sebesar 49,7% dan Pulau Jawa sebesar 50,3% dari total investasi.
Besaran investasi dalam negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) mencapai Rp309,9 triliun atau 50,7%. Selebihnya arus modal asing masuk atau Foreign Direct Investmen atau Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp301,7 triliun atau 49,3% dari total realisasi investasi.
Bahlil menegaskan pandemi virus corona telah membuat masuknya FDI di berbagai negara dunia rata-rata 30% sampai 40%. Namun di Indonesia, penurunan FDI yang terjadi tidak lebih dari 10%. Hal ini disebabkan sebelumnya Indonesia memang sudah memiliki stok investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp474,9 triliun telah diselesaikan dan difasilitasi oleh BKPM .
“Ini yang membuat pertumbuhan FDI kita tidak menurun terlalu jauh,” tutur Bahlil.
Bahlil mengapresiasi realisasi investasi yang masuk ke Jawa Barat sepanjang Januari-September 2020 merupakan yang terbesar di Indonesia. “Ini menunjukkan kebijakan Pemprov Jawa Barat selama ini memang sudah pro investasi,” jelas Bahlil.
Realisasi investasi yang masuk ke Jawa Barat selama Januari – September 2020 mencapai Rp86,3 triliun. Selama tiga tahun terakhir, Jawa Barat menjadi tujuan favorit bagi para investor, baik itu PMDN dan PMA. Walaupun UMR buruh Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Tengah.
“Tetapi produktivitas para buruh di Jawa Barat ternyata memuaskan para investor,” tutup Bahlil.(sdk)