Kanal24, Lombok – Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok (BPBL) berperan penting dalam pengembangan budidaya laut di wilayah Lombok. Sebagai lembaga pemerintah, BPBL berkomitmen meningkatkan produksi perikanan dan memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat setempat. Salah satu komoditas yang menjadi fokus utama adalah kerang abalon (Haliotis squamata), selain mutiara, kakap, bawal, ikan hias, dan rumput laut.
Mahasiswa PSDKU UB Kediri mengikuti program magang industri di BBBL untuk mempelajari berbagai keterampilan tentang produksi perikanan terutama dalam bidang pembesaran abalon. Sebagaimana keterangan yang diterima Kanal24 (16/7/2024), mahasiswa PSDKU UB Kediri terjun langsung dalam proses budidaya laut Lombok dan belajar tentang berbagai potensi pengembangan produksi perikanan.
Sebagaimana diketahui, kerang abalon merupakan gastropoda laut bercangkang satu dari genus Haliotis. Terdapat sekitar 100 spesies abalon yang tersebar di perairan tropis hingga subtropis di seluruh dunia, dengan tujuh spesies ditemukan di Indonesia. Abalon Indonesia memiliki nilai ekonomis tinggi, dengan harga jual mencapai Rp200.000 per kilogram kering. Budidaya abalon di Indonesia, termasuk di BPBL Lombok, telah berhasil menguasai teknologi pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Namun, masih terdapat kendala pada tahap pembesaran, seperti pertumbuhan yang lambat dan ketersediaan pakan rumput laut yang bergantung pada musim.
Di BPBL Lombok, terdapat 8.499 ekor abalon dalam kolam pembesaran dengan ukuran rata-rata 4,5 cm – 5,5 cm dan usia 5 bulan – 1 tahun 2 bulan. Teknik pembesaran menggunakan metode dasar bak di dalam ruangan. Menurut Erlan, pekerja harian BPBL, metode dasar bak lebih baik dibandingkan keranjang apung karena kualitas air yang terjaga, lebih sedikit hama, dan lebih mudah dipantau.
Pakan abalon berupa makroalga dari jenis Gracillaria sp., yang diperoleh dari perairan laut daerah Sekotong atau dari pembudidaya. Gracillaria sp. dipilih karena kandungan nutrisinya sesuai dengan kebutuhan abalon, terutama protein dan lemak. Pemberian pakan dilakukan setelah pakan dibersihkan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran, kemudian diberikan secara ad libitum dengan frekuensi dua hari sekali atau jika pakan terlihat sudah habis.
Pembersihan kolam abalon dilakukan setiap hari untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyakit, hama, serta kematian. Selama kegiatan magang, mahasiswa belum menemukan penyakit yang menimbulkan kematian pada abalon. Hama yang ditemukan di kolam abalon antara lain keong laut dan jenis hewan laut lainnya yang dapat menjadi ancaman. Kematian abalon juga bisa terjadi akibat pakan yang terlalu banyak sehingga menutup ruang bernafas atau karena abalon yang pilih-pilih pakan.
Pembesaran abalon merupakan upaya BPBL Lombok untuk menjaga populasi abalon. Dengan bantuan pemerintah, BPBL berupaya memaksimalkan budidaya abalon untuk mempertahankan populasinya dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.(din)