KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Februari 2020 mencapai USD13,94 miliar atau meningkat 2,24% dibanding ekspor pada Januari 2020. Demikian juga dibanding Februari 2019 meningkat 11,00%.
Sementara itu, dalam video press conference BPS via sosial media, pada Senin (16/3/2020), ekspor nonmigas pada Februari 2020 mencapai USD13,12 miliar, naik 2,38% dibanding Januari 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2019, naik 14,64%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2020 mencapai USD27,57 miliar atau meningkat 4,10% dibanding periode yang sama di 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD25,94 miliar atau meningkat 7,45%.
Sedangkan peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2020 terhadap Januari 2020 terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata sebesar USD263,9 juta (44,17%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar USD211,3 juta (25,73%).
Sementara itu, berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2020 naik 10,93% dibanding periode yang sama pada 2019, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 15,30%, sementara ekspor hasil tambang dan lainnya turun 10,58%.
Kemudian untuk ekspor nonmigas Februari 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD1,87 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,63 miliar dan Jepang USD1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,32%. Sementara ekspor ke Uni Eropa yang mencapai 27 negara sebesar USD1,10 miliar.
BPS juga merilis data bahwa berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD4,72 miliar (17,13%), diikuti Jawa Timur USD3,30 miliar (11,95%) dan Kalimantan Timur USD2,51 miliar (9,09%).(sdk)