KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan di periode Maret 2022 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen. Dengan demikian maka tingkat inflasi tahun kalender (year to date / ytd) sebesar 1,20 persen dan untuk inflasi tahunan sebesar 2,64 persen (year on year / yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pada Maret 2022 apabila dilihat dari track record ke belakang, inflasi ini menjadi yang tertinggi sejak Mei 2019. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,8 persen.
“Inflasi secara year on year sebesar 2,64 persen, kalau ditarik ke belakang inflasi ini tertinggi sejak April 2020, saat itu terjadi inflasi tahunannya sebesar 2,67 persen,” ujar Margo, Senin (4/4/2022).
Apabila dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi pada Maret 2022 dipicu oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil inflasi sebesar 0,38 persen. Kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 1,47 persen.
Untuk komoditas dari kelompok makanan, minuman dan tembakau penyumbang inflasi terbesar adalah cabai merah memberikan andil 0,10 persen. Kemudian minyak goreng andil terhadap inflasi adalah 0,04 persen karena harga minyak goreng kemasan di lepas sesuai mekanisme pasar. Selanjutnya andil terbesar adalah telur ayam ras sebesar 0,04 persen.
“Kenapa cabai merah cukup tinggi andilnya terhadap inflasi karena terpengaruh pada suplai yang terbatas. Ini terjadi karenanya adanya pergeseran musim dimana harusnya Maret ini sudah kemarau tapi teryata masih ada hujan sehingga produksi terbatas,” sambung Margo.
Lebih lanjut, Margo mengatakan dari 90 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) yang dipantau, terdapat 2 kota mengalami deflasi. Kemudian untuk 88 kota lainnya mengalami inflasi. Untuk deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar -0,27 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi Kendari sebesar -0,07 persen.
“Komoditas penyumbang deflasi di Tual berasal ikan Baronang andil terhadap deflasinya 0,17 persen, angkutan udara andilnya 0,15 persen dan terakhir Ikan Benggol atau ikan Layang andilnya 0,14 persen,” ucap Margo.
Kemudian untuk inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,86 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kupang sebesar 0,09 persen.(sdk)