Kanal24, Malang – Sebagai upaya memperkuat komitmen mahasiswa terhadap pembangunan berkelanjutan, Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB) menyelenggarakan Brawijaya SDGs Summit 2025 di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, pada Kamis (2/10/2025).
Acara ini merupakan puncak rangkaian kompetisi esai, video, dan student speaker bertema lingkungan, yang dirancang untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda dalam mendukung kampus hijau sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs) dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
UB Gelar ICOMERA 2025, Jembatani Akademisi & Industri Dunia

Membangun Kesadaran Lingkungan Melalui Aksi Mahasiswa
Ketua Pelaksana, Syifa Shafira Putri Monika, menjelaskan bahwa Brawijaya SDGs Summit 2025 bukan sekadar forum seremonial, melainkan wadah konkret untuk mengajak mahasiswa berkontribusi langsung pada isu lingkungan.
“Sejak awal, kami mengadakan lomba esai nasional, video, serta student speaker untuk memberi ruang gagasan. Puncaknya hari ini menghadirkan talkshow dan pengumuman juara. Target kami menghadirkan 300 peserta yang tak hanya mendengar, tapi juga membawa pulang semangat aksi nyata,” ungkap mahasiswa semester tiga Fakultas Ilmu Budaya tersebut.
Selain kompetisi, acara ini turut melibatkan UKM UB, sponsor, serta berbagai pihak eksternal. Syifa berharap hasil gagasan dari peserta, khususnya esai dan video, dapat bertransformasi menjadi aksi nyata di lingkungan kampus maupun masyarakat luas.
Dukungan Universitas untuk Gerakan Berkelanjutan
Direktur Direktorat Kemahasiswaan UB, Dr. Sujarwo, S.P., M.P., menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, SDGs Summit perlu dijaga keberlanjutannya agar manfaatnya meluas, tidak hanya berhenti pada level kampus.
“Program ini sangat baik, bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bisa dikembangkan menjadi aksi nyata bersama masyarakat. Kami bangga dengan kerja keras EM UB, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup. Ini adalah bentuk literasi, kesadaran, sekaligus tanggung jawab mahasiswa terhadap isu pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan, UB berkomitmen memberikan ruang luas bagi mahasiswa untuk berinovasi dan berorganisasi. Menurutnya, kegiatan seperti SDGs Summit membentuk soft skill sekaligus melatih mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi tantangan setelah lulus.
Mengintegrasikan Ekologi dan Ekonomi dalam SDGs
Presiden EM UB 2025 Kabinet Simpul Memori, Azka Rasyad Alfatdi, menekankan bahwa isu SDGs harus dilihat sebagai eksekusi konkret, bukan hanya indikator formal.
“Berbicara soal SDGs, kita tidak boleh berhenti pada isu buang sampah atau sekadar kampanye ekologis. Keberlanjutan hanya bisa tercapai jika keadilan ekologis berjalan seiring dengan keadilan ekonomi. Jika hanya fokus pada ekonomi, maka akan terjadi eksploitasi; jika hanya fokus pada ekologi, maka terjadi stagnasi. Keduanya harus berjalan beriringan,” jelasnya.
Azka berharap Brawijaya SDGs Summit 2025 menjadi tradisi tahunan yang terus berkembang, bahkan mampu menembus level nasional hingga internasional.
“Forum ini kami harapkan tidak berhenti di tahun ini saja, tetapi menjadi proyek berkelanjutan UB dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang lebih luas,” tegasnya.

Baca juga:
Kuliah Tamu HAM, FH UB Bahas Free Speech Indonesia
Ajang Inspirasi untuk Generasi Berkelanjutan
Acara puncak ini juga menghadirkan narasumber inspiratif seperti Faira Nabila, peraih Mawapres UB, dan Shopie Kirana, Putri Indonesia Lingkungan sekaligus First Runner Up Miss International 2024. Keduanya diundang untuk memberikan wawasan dan motivasi tentang peran generasi muda dalam isu keberlanjutan.
Dengan semangat kolaboratif, Brawijaya SDGs Summit 2025 tidak hanya menjadi panggung gagasan mahasiswa, tetapi juga menjadi langkah awal bagi Universitas Brawijaya untuk memimpin gerakan keberlanjutan di tingkat nasional dan global. (nid/dpa)