Kanal24, Jakarta – Kemarin, (19/2/2025) Presiden Prabowo Subianto melantik Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknologi Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) di Istana Negara. Brian menggantikan Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, M.Sc., Ph.D. yang sebelumnya menjabat sebagai Mendiktisaintek.
Pelantikan Prof. Brian Yuliarto dilakukan bersamaan dengan perombakan sejumlah jabatan penting lainnya, termasuk Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). Upacara pelantikan berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, para menteri kabinet, dan keluarga dari para pejabat yang dilantik.
Profil Profesor Brian Yuliarto
Prof. Brian Yuliarto adalah akademisi senior yang dikenal karena kontribusinya di bidang teknik fisika dan teknologi nano. Ia merupakan Guru Besar Fakultas Teknologi Industri ITB dengan spesialisasi dalam Kelompok Keahlian Teknologi Nano dan Kuantum. Sebelum dilantik menjadi Mendiktisaintek, Brian menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB untuk periode 2025-2030
Dalam perjalanan kariernya, Prof. Brian Yuliarto telah menerbitkan 329 artikel ilmiah yang terindeks dalam Scopus, dengan jumlah sitasi mencapai 5.618 kali. Beberapa penelitiannya yang terkenal mencakup proyek biosensor berbasis material nano untuk mendeteksi penyakit menular seperti hepatitis dan kanker. Atas kontribusinya di bidang rekayasa nanomaterial, Brian menerima Anugerah Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa.
Selain kiprahnya di dunia akademik, Prof. Brian Yuliarto juga aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Ia menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cibeunying Kaler Bandung dan Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis Muhammadiyah Jawa Barat. Sebagai pejabat publik, Brian telah melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan total kekayaan senilai Rp18,6 miliar.
Kontroversi Profesor Satryo Brodjonegoro
Pelantikan Prof. Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek tidak terlepas dari isu yang melibatkan pendahulunya, Prof. Satryo Brodjonegoro. Pada Januari 2025, ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemendiktisaintek melakukan aksi demonstrasi di Jakarta. Mereka menuntut Satryo mundur dari jabatannya atas dugaan pemecatan sepihak terhadap seorang pegawai tanpa proses formal.
Salah satu pegawai yang diberhentikan, Neni Herlina, mengaku diberhentikan secara verbal tanpa adanya surat resmi. Aksi ini mendapat perhatian publik, terutama karena para ASN yang berdemo menggunakan atribut seperti pakaian serba hitam serta membawa spanduk berisi kritik terhadap kepemimpinan Satryo.
Prof. Satryo Brodjonegoro juga sempat menuai kontroversi karena pernyataannya tentang efisiensi anggaran yang disebutnya dapat memengaruhi program beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). Namun, pernyataan tersebut segera dibantah oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang menegaskan bahwa tidak ada pengurangan anggaran untuk beasiswa.
Pelantikan Sejumlah Pejabat Lainnya
Selain Prof. Brian Yuliarto, Presiden Prabowo juga melantik beberapa pejabat baru dalam upaya merombak sejumlah lembaga strategis. Berikut daftar pejabat yang dilantik:
- Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP): Muhammad Yusuf Ateh
- Wakil Kepala BPKP: Agustina Arumsari
- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS): Amalia Adininggar Widyasanti
- Wakil Kepala BPS: Sonny Harry Budiutomo Harmadi
- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN): Letjen (Purn) Nugroho Sulistyo Budi
Pelantikan Brian Yuliarto menandai awal baru bagi Kemendiktisaintek. Brian diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam bidang pendidikan tinggi, khususnya dalam pengembangan riset dan inovasi teknologi di Indonesia. Tantangan yang dihadapi Brian tidak hanya dalam membangun sektor pendidikan tinggi, tetapi juga memulihkan citra lembaga setelah serangkaian kontroversi yang terjadi di bawah kepemimpinan sebelumnya.(din)