Dalam berbagai banyak peristiwa kemanusiaan, ummat islam benar-benar mampu menunjukkan akhlaq islamnya secara nyata dalam realitas. Coba perhatikan disaat ummat islam harus protes menyampaikan aspirasinya atas kedhaliman yang terjadi melalui aksi demonstrasi secara damai, menyejukkan dan sangat menginspirasi. Ssbagaimana pada aksi super damai 212 dan serangkaian aksi pertemuan alumni selanjutnya. Ummat islam mampu menampilkan perilaku yang indah dan menakjubkan, saling menghormati, saling menguatkan ukhuwah basyariyah bahkan tidak menimbulkan kerusakan pada sekitar, bersih dan rapi sekalipun dengan jumlah partisipan yang sangat banyak (jutaan orang). Hal Ini menunjukkan bahwa nilai akhlaq islam adalah sesuatu yang luhur dan sangat menghormati kemanusiaan dan mendamaikan kehidupan.
Demikian pula dapat kita saksikan dalam realitas disaat ummat islam menjadi kelompok mayoritas dari suatu masyarakat bangsa mampu hidup berdampingan dengan damai dan membuat kelompok minoritasnya dapat hidup dengan tenang tanpa rasa khawatir dan takut di persekusi, diteror, diusir ataupun dibunuh oleh ummat islam yang mayoritas. Sementara sebaliknya jika ummat islam sebagai kelompok minoritas di suatu masyarakat atau bangsa maka yang tampak dalam realitas adalah kehidupan muslim berada dalam keadaan penuh kekhawatiran, persekusi, teror bahkan pengusiran dari daerahnya sekalipun mereka telah hidup lama dalam kelompok masyarakat tersebut. Lihatlah kasus yang terjadi di Burma, Myanmar, atas masyarakat muslim Rohingya yang kehidupannya sangat mengenaskan, diusir, dibunuh, dibakar hidup-hidup, para wanitanya diperkosa. Demikian pula kaum muslimin yang hidup di Papua, diusir, dibunuh, rumahnya dibakar, dilarang membangun masjid serta berbagai sikap diskriminatif lainnya . Bahkan jauh menoleh kebelakang disaat Islam berkuasa di Eropa, kalangan non muslim dapat hidup dengan tenang dan mendapatkan berkah kebahagiaan atas keberadaan penguasa muslim. Sebaliknya disaat penguasanya bukan ummat islam, maka kaum muslimin berada dalam underperssure yang sangat menyakitkan. Semua itu disebabkan hanya karena mereka hidup di lingkungan yang minoritas, berbeda sangat jauh perlakuan terhadap minoritas disaat kaum muslimin menjadi kaum mayoritas.
Disinilah islam dan ummatnya telah benar-benar mampu membuktikan sikap kasih sayang dan toleransi yang luar biasa dalam realitas dan bukan sekedar sebagai sebuah wacana. Sementara selain islam menjadikan toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya hanya sebatas wacana untuk menutupi kelemahan konsep dan perilaku realitas ummatnya yang sangat paradox. Semenjak awal islam telah menetapkan wajibnya amal implementatif atas sebuah konsep keyakinan. Bahkan Allah swt sangat murka manakala seseorang hanya bisa berwacana tanpa bukti. Sebagaimana FirmanNya :
كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS Ash-Shaf : 3)
Murka Allah adalah tanda keharaman atas tindakan demikian yang nantinya kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat dan setiap orang bertanggungjawab atas dirinya sendiri tanpa perantara ataupun pengampunan dari sesama manusia. Sehingga setiap pribadi muslim wajib mewujudkan perilaku terbaiknya karena setiap kebaikan akan berbalas kebaikan dan demikian pula dengan keburukan. Sebagaimana Firman Allah :
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS.Az-Zalzalah : 7-8)
Sehingga bagi seorang muslim, toleransi haruslah dapat diwujudkan dalam realitas keseharian secara nyata dengan prinsip menebarkan keselamatan bagi sekitar dan tidaklah sempurna suatu keimanan seorang muslim manakala tidak mampu mewujudkan kasing sayang pada sesama. Konsep toleransi atau tasamuh dalam islam mengajarkan tidak ada paksaan dalam beragama dan islam adalah agama yang memberikan rahmad kasih sayang pada seluruh alam rahmatan lil ‘alamin. Berdasarkan surat an-Nahl ayat 90 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Bahkan secara tegas Islam melarang menyakiti orang lain termasuk yang berbeda keyakinan. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamyang berdasarkan riwayat An-Nasa’i dari sahabat Abdullah bin Amr, “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari juga dari sahabat Abdullah bin Amr, “Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.”
Demikian pula islam melarang menghina agama di luar Islam. Dalam surat Al-An’am ayat 108 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Dengan konsep demikian maka toleransi dalam islam adalah suatu sikap yang benar-benar mampu menjaga kehormatan penganut agama lain sebagaimana menjaga kehormatan agamanya sendiri (Islam). Pertanyaannya adalah adakah konsepsi di luar Islam (tentang toleransi) yang mampu menandingi keagungan konsepsi Islam ini ? Sehingga wajarlah sekalipun kaum muslimin sebagai mayoritas namun tetap mampu memberikan kedamaian bagi kalangan minoritas. Apakah agama lain mampu berlaku demikian..?? Wallahu a’lam.
Toleransi sejati adalah kesediaan menebarkan sikap penuh kasih sayang dalam bukti nyata tanpa kepalsuan sebuah wacana. Berbahagialah menjadi seorang muslim karena pada dirinya ada jiwa kasih sayang sejati dan bukan toleransi palsu. Semoga Allah swt meridhoi kita semua. Aamiiin…