KANAL24, Madiun – Bupati Kabupaten Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos beserta segenap jajaran petinggi Kabupaten Madiun menyambut 630 mahasiswa UB yang akan melaksanakan program Mahasiswa Membangun Desa di Pendopo Retno Ronggo Djoemeno, Caruban, Minggu (2/6/2023).
Program MMD UB merupakan bentuk perwujudan dari program realisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Untuk tema utama yang diambil oleh sebagian besar kelompok keberangkatan hari ketiga yakni lebih fokus kepada pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrim.
Baca Juga : Pangdam V Brawijaya Minta Mahasiswa MMD Sinergi dengan Babinsa
Dekan Fisip UB, Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.COMM sebagai perwakilan dari Universitas Brawijaya dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Kabupaten Madiun atas kesediaannya dalam menerima mahasiswa MMD Universitas Brawijaya. Lebih lanjut, Bapak Anang Sujoko juga kembali mengingatkan mahasiswa terkait etika pergaulan kepada masyarakat sekitar serta tujuan dilaksanakannya program MMD.
“Melalui MMD mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi secara aktif dan konsultatif dalam rangka untuk mengatasi permasalahan seperti stunting dan kemiskinan dengan melakukan kolaborasi antara ilmu sosial sains, manajemen, ekonomi, dan ilmu lainnya. Tujuannya yaitu untuk menguji ilmu yang diperoleh saat kuliah sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,” kata Anang Sujoko.
Dalam sambutannya, Bupati Kabupaten Madiun menyatakan harapan besarnya pada seluruh Mahasiswa MMD UB untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan manusia Kabupaten Madiun dan sekitarnya.
Lebih lanjut, dalam sambutannya Bapak Ahmad Dawami juga menyatakan terkait pentingnya kolaborasi antara pelayanan manual dan IT untuk menjadi pedoman mahasiswa dalam hal pelayanan masyarakat.
“Jangan hanya memfokuskan pada IT, karena IT ini hanya difungsikan sebagai bentuk percepatan saja. Lebih baik fokuskan kegiatan kepada fungsi pelayanan kepada penduduk sebagai tujuan utama,” ujar Bupati Madiun.
Pernyataan dari Bupati Madiun tersebut selaras dengan kondisi yang terjadi di masyarakat. Sebab realitanya program kerja yang mengandalkan IT semata justru menjadikan masyarakat semakin termarginalkan, sehingga kebutuhan palayanan masyarakat justru kurang bisa terlayani. (nal)