Kanal24, Malang – Seperti yang diketahui cabai merupakan buah yang begitu dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Tidak sedikit dari kita yang selalu mencari olahan cabai ketika suatu makanan dihidangkan. Kali ini terdapat cabai unik berwarna ungu karya peneliti pemulia tanaman Universitas Brawijaya. Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap cabai menciptakan inovasi-inovasi untuk mengembangkan potensi yang ada di buah ini. “Cabai ini merupakan salah satu komoditas yang strategis, karena pada saat tertentu harganya tiba tiba naik dan pada saat tertentu sangat rendah” ujar Dr. Budi Waluyo, SP., MP ketika memamerkan cabai unik tersebut. Solusi yang tercipta dari minat-minat masyarakat adalah cabai yang dapat ditumbuhkan di setiap rumah sehingga pemilik dapat mengakses cabai tersebut setiap saat.
Dr. Budi menambahkan bahwa tanaman cabai berwarna ungu ini merupakan tanaman multifungsi. Selain buahnya yang dapat dinikmati, warna ungu memberikan kesan indah sehingga dapat difungsikan sebagai tanaman hias. Cabai berwarna ungu ini tidak hanya terlihat unik dan indah, cabai ini memiliki kelebihan dengan banyak mengandung antosianim. Selain mengeluarkan rasa pedas yang dinikmati, Cabai juga merupakan salah satu sumber vitamin c yg tinggi. “disarankan untuk tidak mengonsumsi cabai yang pedas saja, tetapi cabai yang memiliki kandungan antosianin tinggi, itu sangat baik untuk kesehatan” ungkap Dr. Budi.
Cara merawat tumbuhan cabai ini tergolong mudah, tanaman ini dapat ditanam di lapangan, dalam ruangan, hingga teras rumah. Untuk memelihara tanaman ini yang dibutuhkan hanya ketersediaan hara yang cukup, media tanam yang cocok, kemudian perlu adanya pengawasan tanaman dari hama. untuk budidaya, awalnya perlu menyemai biji pada wadah tertentu kemudian pindah tanam, namun yang dilakukan adalah tanam biji secara langsung pada pot atau poly bag menggunakan wadah dari bekas gelas mineral. Biji ditanam secara langsung lalu ditutup untuk menjaga kelembaban suhu. Ketika sudah ada lima daun, tutup gelas dibuka kemudian proses pemeliharaan nutrisi dan ketersedian air dimulai. Ketika tumbuhan ini memunculkan lima daun, pertumbuhan tanaman sudah dapat dianggap baik.
Dr. Budi berharap sebagai dosen dan peneliti pemulia tanaman, cabai multifungsi ini dapat dilepas atas nama Universitas Brawijaya sebagai unggulan hasil riset Universitas Brawijaya dan dapat melakukan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan ataupun dikembangkan sendiri oleh Universitas Brawijaya.