Kanal24, Malang – Cacing gelang merupakan salah satu jenis parasit yang kerap ditemukan di lingkungan dengan sanitasi buruk. Parasit ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, lalu berkembang biak di dalam usus. Kehadirannya tidak bisa dianggap sepele karena dapat menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan hingga komplikasi serius pada organ tubuh.
Apa Itu Cacing Gelang?
Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) memiliki bentuk tubuh bulat memanjang. Ukurannya sangat bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga mencapai lebih dari 20 sentimeter. Parasit ini hidup dengan cara menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi manusia. Akibatnya, penderita bisa mengalami kekurangan gizi tanpa disadari.
Baca juga:
4 Book Cafe Hits di Malang untuk Pecinta Buku

Menurut World Health Organization (WHO), infeksi cacing gelang termasuk salah satu penyakit tropis terabaikan yang masih banyak menyerang masyarakat di negara berkembang. Diperkirakan lebih dari 800 juta orang di dunia pernah terinfeksi cacing ini, terutama anak-anak yang rentan karena sering bermain di tanah atau mengonsumsi makanan yang kurang higienis.
Siklus Hidup Cacing Gelang
Cacing gelang berkembang biak melalui siklus hidup yang berulang di dalam tubuh manusia. Seekor cacing betina dapat menghasilkan hingga 200.000 butir telur setiap harinya.
Telur cacing yang tertelan melalui makanan atau minuman akan menetas menjadi larva di dalam usus. Larva tersebut kemudian menembus dinding usus dan berpindah ke organ lain, seperti paru-paru. Setelah matang, larva kembali ke usus untuk berkembang menjadi cacing dewasa dan menghasilkan lebih banyak telur. Sebagian telur akan keluar melalui feses dan bisa menyebar kembali ke lingkungan, sehingga siklus infeksi terus berlanjut.
Penyakit dan Gejala Infeksi
Infeksi cacing gelang dalam jumlah kecil sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, bila jumlahnya banyak, penderita bisa mengalami gangguan kesehatan yang serius.
Gejala umum infeksi usus meliputi:
- Mual dan muntah
- Diare
- Nyeri perut
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Demam dan kelelahan
Jika larva cacing berpindah ke paru-paru, gejala yang muncul bisa berupa batuk, sesak napas, mengi, hingga batuk berdarah. Dalam kasus tertentu, infeksi berat dapat menyebabkan penyumbatan usus, pneumonia aspirasi, bahkan mengganggu fungsi hati dan pankreas.
Pada anak-anak, dampak infeksi lebih serius karena dapat mengganggu tumbuh kembang akibat kurangnya penyerapan nutrisi. Menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus cacingan pada anak masih cukup tinggi, terutama di daerah pedesaan dengan akses sanitasi yang kurang memadai.
Cara Pencegahan
Meski terdengar menakutkan, infeksi cacing gelang sebenarnya dapat dicegah dengan langkah sederhana. Beberapa cara pencegahannya adalah:
Baca juga:
Film “Ingatan dari Timor” Ajak Refleksi Sejarah dan Rekonsiliasi
- Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari toilet.
- Mengonsumsi makanan yang dimasak hingga benar-benar matang.
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sanitasi air dan tempat tinggal.
- Mengonsumsi obat cacing secara berkala sesuai anjuran dokter.
WHO merekomendasikan pemberian obat cacing secara rutin, terutama pada anak usia sekolah di daerah endemis, untuk menurunkan angka kejadian infeksi.
Cacing gelang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara, termasuk Indonesia. Penyakit ini sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat merugikan, terutama bagi anak-anak. Dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta rutin mengkonsumsi obat cacing, infeksi cacing gelang dapat dicegah dan dikendalikan. (han)