KANAL24, Jakarta – Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi instrumen utama yang mendatangkan aliran dana masuk ( capital inflow ) ke Indonesia.
Menurut Bank Indonesia, hingga 3 Oktober lalu aliran masuk dana asing mencapai Rp192,6 triliun. Dari jumlah tersebut, SBN tercatat menyumbang Rp137,9 triliun dari total capital inflow .
“Setelah SBN, kemudian dari saham Rp 52,4 triliun. Sisanya obligasi korporasi, SBI (Sertfikat Bank Indonesia) kecil,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Perry merinci, secara mingguan, hingga 3 Oktober kemarin, dana asing yang masuk ke SBN tercatat sebesar Rp3,14 triliun. Meskipun demikian, terjadi pula capital outflow di sektor saham senilai 0,84 persen, sehingga nett inflow tercatat sebesar Rp2,34 triliun.
Perry optimistis, aliran masuk modal ke SBN masih akan berlanjut, karena yield yang dihasilkan cukup menarik, dengan memperhatikan prospek ekonominya.
“Kalau saham memang tetap volatile , keluar-masuk, karena memang banyak juga dipengaruhi faktor global, yang terjadi di Amerika Serikat dan negara yang lain,” tuturnya.
Derasnya capital inflow , menurut Perry, membuat pergerakan nilai tukar rupiah stabil, bergerak pada kisaran Rp14.170 – Rp14.180 terhadap dolar AS.
“Salah satu faktor dari stabilitas nilai tukar adalah berlanjutnya aliran modal asing masuk di samping juga mekanisme pasar yang bekerja sangat baik,” ujarnya. (sdk)