Kanal24 – Kota Malang dan beberapa wilayah di Jawa Timur akan segera mengalami fenomena alam unik yang dikenal sebagai “hari tanpa bayangan.” Pada 13 Oktober 2024, sinar matahari akan berada tepat di atas kepala pada saat tertentu, sehingga tidak akan ada bayangan yang terlihat dari objek tegak seperti pohon atau manusia. Fenomena ini, yang dikenal sebagai Kulminasi Utama, terjadi ketika matahari mencapai posisi tertinggi di langit dan deklinasi matahari sejajar dengan sudut lintang wilayah.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini tidak hanya akan dialami di Malang, namun juga di beberapa kota lainnya di Jawa Timur, seperti Surabaya, Tuban, Pamekasan, Sampang, Pasuruan, Bangil, dan Sidoarjo. Kulminasi Utama terjadi karena posisi matahari yang berada di titik tertinggi di langit seiring dengan pergerakan semu matahari tahunan. Pada momen tersebut, bayangan benda-benda tegak akan berada tepat di bawahnya, seolah-olah menghilang.
Fenomena Kulminasi Utama di Jawa Timur
Fenomena hari tanpa bayangan ini akan berlangsung di wilayah Jawa Timur selama periode 10 hingga 14 Oktober 2024. Setiap daerah akan mengalami waktu kulminasi yang berbeda-beda, bergantung pada posisi lintang dan bujur masing-masing. Berdasarkan informasi BMKG, berikut adalah jadwal perkiraan terjadinya fenomena hari tanpa bayangan di beberapa kota besar Jawa Timur:
- Surabaya – 11 Oktober 2024
- Malang – 13 Oktober 2024, pukul 11.15 WIB
- Batu – 13 Oktober 2024, pukul 11.16 WIB
- Bondowoso – 13 Oktober 2024, pukul 11.10 WIB
- Kraksaan – 13 Oktober 2024, pukul 11.12 WIB
- Blitar – 13 Oktober 2024, pukul 11.17 WIB
Setiap kota akan mengalami fenomena yang sama, dengan waktu yang sedikit berbeda sesuai dengan perbedaan posisi geografis. Kota Surabaya, misalnya, diperkirakan akan lebih dulu mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal 11 Oktober, dengan waktu kulminasi yang bertepatan sekitar pukul tengah hari.
Mengapa Terjadi Hari Tanpa Bayangan?
Fenomena ini disebabkan oleh pergerakan semu tahunan matahari yang mengakibatkan perubahan posisi matahari sepanjang tahun. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, sinar matahari akan jatuh tepat lurus di atas kepala pengamat, menyebabkan bayangan benda-benda tegak berada persis di bawahnya. Karena itu, pada saat kulminasi, bayangan akan terlihat sangat pendek atau bahkan tidak tampak sama sekali, seolah-olah “hilang.”
Dampak dan Keunikan Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Meskipun fenomena ini tidak memiliki dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tertarik mengamati kejadian ini sebagai fenomena langka. Fenomena ini hanya terjadi dua kali dalam setahun di setiap daerah yang berada di antara garis khatulistiwa dan kedua garis balik (Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn). Selain menjadi bahan studi ilmiah, fenomena ini juga sering digunakan untuk edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang astronomi.
Pada hari tanpa bayangan, warga di Malang dan sekitarnya yang tertarik mengamati fenomena ini dapat keluar ruangan pada waktu kulminasi yang telah ditentukan. Dengan berdiri di tempat yang terang, orang akan melihat bayangan mereka langsung berada di bawah kaki. Fenomena ini, yang mudah diamati dan tidak memerlukan peralatan khusus, diharapkan dapat menjadi pengalaman edukatif dan menarik bagi masyarakat.
Antisipasi Cuaca dan Persiapan Mengamati Fenomena
BMKG juga menyarankan masyarakat yang tertarik untuk mengamati fenomena ini agar memperhatikan kondisi cuaca pada hari tersebut. Jika cuaca mendukung dan langit cerah, fenomena hari tanpa bayangan akan terlihat lebih jelas. Namun, jika langit berawan atau hujan, pengamatan dapat terganggu. BMKG juga mengingatkan bahwa meskipun fenomena ini menarik, penting untuk menghindari menatap matahari secara langsung tanpa pelindung mata yang memadai.
Fenomena Astronomi yang Meningkatkan Minat Publik
Kejadian seperti hari tanpa bayangan diharapkan dapat memicu minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap ilmu astronomi dan sains. Momen ini menjadi kesempatan bagi guru, dosen, atau institusi pendidikan untuk mengedukasi dan memperkenalkan fenomena alam yang terjadi di langit secara sederhana dan menarik.
Hari tanpa bayangan juga menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa pergerakan matahari yang tampak ini berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sejak zaman dahulu, dan tetap menjadi bagian penting dari pengamatan ilmiah hingga kini. Fenomena langka seperti ini menjadi salah satu keistimewaan yang diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap fenomena alam di sekitarnya.
Dengan fenomena hari tanpa bayangan yang akan terjadi pada tanggal 13 Oktober 2024 di Malang Raya, warga yang tertarik untuk menyaksikan momen ini disarankan untuk berada di luar ruangan sekitar pukul 11.15 WIB. Jika langit cerah, momen ini akan menjadi pengalaman langka yang menarik dan dapat menjadi bahan cerita unik di tengah kehidupan sehari-hari. (nid)