KANAL24, Bojonegoro – Colok Malem SongoWarga Dusun Sugih, Kecamatan Parengan-Tuban memiliki tradisi khusus menyambut malam ke dua puluh sembilan Ramadhan (warga menyebutnya malem songo) Minggu, 2 Juni 2019.
Tradisi menyalakan obor kecil atau biasa disebul Colok sudah menjadi kegiatan rutin setiap datang malam ke sembilan Ramadhan. Colok terbuat dari batang kayu kecil dibalut dengan kain yang telah direndam minyak tanah. Pelatakannya pun tidak sembarangan, setelah dinyalakan colok ditempatkan pada setiap pintu rumah warga. Setiap meletakkan colok tersebut warga mengucap “colok-colok malem songo”.
Colok-colok malem songo dimulai saat petang hari menuju berbuka puasa. Malam ke sembilan dipilih untuk menyalakan colok karena pada malam ini dipercaya memiliki keberkahan tersendiri, terlebih malam ke sembilan merupakan malam ganjil terakhir di bulan Ramadhan.
Warga mempercayai dengan menyalakan colok maka rumah mereka akan disinari keberkahan, dan diberikan jalan yang terang. Sampai saat ini tradisi Colok-colok malem songo terus berlangsung setiap bulan Ramadhan.
Kayat, salah satu warga dusun menuturkan bahwa tradisi ini terus berjalan di tengah era modernisasi
“Colok-colok tetap harus dilestarikan, karena ini nilai leluhur dan tradisi desa. Meskipun sekarang sudah era modern, hal ini tidak bisa dilepaskan dari masyarakat sini” tuturnya pada tim kanal24.co.id
Selain tradisi colok-colok malem songo, malam ke sembilan Ramadhan di Dusun Sugih juga di barengi dengan doa bersama dengan membawa dua buah nasi berkat untuk dikumpulkan. Nantinya setelah mendapat doa dari pemuka agama setempat, nasi tersebut akan di bagikan ke warga. Harapannya supaya para warga mendapat keberkahan. (set)