KANAL24, Jakarta – Tren kasus Covid-19 varian delta yang mengalami penurunan pada Juli 2021, membuat masyarakat mulai percaya diri dalam meningkatkan mobilitas. Faktor ini menyebabkan ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 3,51% (yoy) pada Q3 2021.
“Pertumbuhan positif yang terjadi pada berbagai sektor, diantaranya manufaktur, pertambangan, retail, dan konstruksi menciptakan optimisme bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Airlangga menambahkan bahwa pemulihan yang kuat adalah pemulihan yang inklusif, dan ekonomi yang kuat adalah ekonomi yang mampu bertransformasi. Semuanya ini membutuhkan dukungan dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan dalam skema pentahelix, termasuk keterlibatan para kalangan akademisi.
“Saya yakin kolaborasi yang baik dapat meningkatkan ketahanan ekonomi kita dan disaat yang sama akan mengakselerasi momentum pemulihan ekonomi,” ucap Airlangga.
Kalangan akademisi berperan penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang adaptif dalam menghadapi perubahan. Indonesia diproyeksikan memasuki era bonus demografi pada tahun 2030 dimana angkatan kerja produktif akan mencapai 64% dari total populasi. Industri berbasis teknologi dan digital diekspektasikan akan menjadi mesin pertumbuhan baru yang membutuhkan kemunculan para technopreneur kompetitif serta SDM bertalenta digital.
Dalam 15 tahun kedepan, diperkirakan Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital. Pemerintah berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh para generasi muda untuk mengoptimalkan kreatifitas, inovasi, dan menggali potensi diri untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
Pemerintah juga telah melakukan terobosan melalui Program Kartu Prakerja yang terbukti memiliki dampak positif bagi para peserta. Hasil survey dari berbagai lembaga mengungkap, Program Kartu Prakerja dapat meningkatkan keterampilan, modal kerja, dan daya beli para pesertanya.(sdk)