KANAL24, Mojokerto – Cuaca panas mengiringi derap lari estafet Napak Tilas Raden Wijaya. Sejak rombongan pelari keluar dari Pendopo Agung Trowulan menuju water station disekitar BPS Mojojerto dan dilanjutkan menuju perempatan Pos Polisi Kenanten cuaca yang cukup terik mengiringi.
Wakil Rektor IV UB Prof. Sasmito Djati yang ikut lari bersama rombongan mengakui cuaca terik dan polusi kendaraan menjadi tantangan tersendiri.
“Kita lihat bersama tadi dari water station pertama hingga kedua di Kenanten ini cuaca panas ditambah arus kendaraan dan polusi menjadi tantangan tersendiri,” kata Sasmito, Selasa (3/1/2023).
Menurutnya dalam dua etape tadi para pelari memiliki semangat tinggi namun masih kurang dalam penguasaan medan. Hal ini menjadi catatan baginya untuk dilakukan perbaikan pada etape berikutnya.
“Selain semangat harus diakui tadi penguasaan medan masih kurang dan juga lalu lintas cukup padat. Banyak truk dan bus yang lalu lalang disepanjang jalur,” ucapnya.
Namun guru besar MIPA UB ini mengaku masih semangat, terbukti dengan melakukan lari hingga water station kedua.
Hal yang sama diakui oleh Endah koordinator pelari. Menurutnya dua etape pertama euforia peserta luar biasa namun cuaca panas membuat adaptasi peserta menjadi terhambat.
“Cuaca panas menjadi tantangan pada dua etape pertama namun setelah ini kami akan diskusikan untuk mensiasati stamina pelari,” kata Endah.
Pada setiap water station panitia memberikan air minum, buah pisang dan semangka kepada para pelari agar stamina mereka terjaga.(sdk)