Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si.*
Ini adalah pengalaman pribadi yang unik. Saya percaya bahwa setiap persoalan yang dialami, pasti ada hikmah yang sedang Allah ingin titipkan pada setiap peristiwa itu yang semua itu pasti untuk kebaikan bagi kita. Itulah wujud sifat Rahman Rahimnya Allah SWT.
Pada suatu sesi perjalanan hidup, terdapat sebuah segmen yang mungkin kita tidak menginginkannya, namun harus tetap dijalani dengan penuh kesabaran dan tawakkal hingga Allah menunjukkan jalan bahwa disana ada kebaikan yang patut di syukuri.
Diawal segmen kedua dalam perjalanan hidup, saya dihadapkan pada suatu realitas yang melatih rasa sabar penuh karena harus berdampingan dengan orang yang “istimewa” karena dia sering tidak menjadi dirinya, yang orang lain menyebutnya dengan istilah indigo. Seseorang yang mampu melihat sesuatu di masa lalu dan mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia normal.
Dalam keadaan yang demikian, saya harus tetap bersyukur agar dapat menemukan hikmah yang sedang Allah titipkan dalam peristiwa itu. Dan benar, alhamdulillah saya menemukannya !. Muncul dalam pikiran saya bahwa “mengapa tidak saya manfaatkan saja suasana ini untuk mengetahui dampak dari apa selama ini telah saya amalkan berupa dzikir-dzikir dan bacaan ayat ruqyah yang selama ini telah saya pelajari ?”. Dari sinilah saya mulai menyadari bahwa inilah saatnya membuktikan kebenaran Firman Allah SWT.
Saya mencoba untuk melakukannya. Saat “suasana indigo” muncul maka saya bacakan ayat-ayat alquran dan kalimat ruqyah (mantra dzikir) yang saya amalkan. Kemudian saya tanyakan apa yang terjadi atas dampak bacaan tersebut. Ternyata diluar dugaan, bahwa bacaan-bacaan itu berubah menjadi cahaya yang menyelimuti dan melindungi atas pembacanya atau orang atau pula tempat yang diniatkan untuk dilindungi dengan bacaan tersebut. Bahkan jika ayat-ayat atau dzikir yang dibaca tersebut diniatkan untuk menyerang bahkan untuk mengejar makhluk jin yang menggangu, maka ayat atau dzikir itu berubah menjadi cahaya yang akan menyerang dan mengejar serta memburu kemanapun makhluk jin tersebut. Demikianlah testimoni dari orang yang indigo itu.
Suatu ketika terjadi pertarungan dalam “dunia indigo”, lalu saya ingin terlibat dalam membantu menyelamatkannya dalam pertarungan itu. Saya bacakan ayat-ayat ruqyah dalam alquran dan beberapa dzikir serta hizb. Setelah pertarungan usai, saya mencoba tanyakan apa yang terjadi untuk mengetahui dampak bacaan tersebut. Secara tak terduga, jawabannya adalah bahwa ayat tersebut berubah menjadi seseorang yang bersurban dan penuh cahaya datang untuk menolong yang akhirnya memenangkan pertarungan di dunia tak kasat mata itu. Memang, antara percaya dan tidak percaya khususnya bagi saya yang tidak mampu melihat hal yang tak kasat mata itu. Namun itulah yang terjadi dan dapat diketahui dan dirasakan secara nyata dalam pengalaman pribadi.
Peristiwa demikian, tidak sekali dua kali saya alami dalam mendampingi orang-orang “indigo istimewa” untuk membantu menyelesaikan keadaannya itu. Namun kesimpulannya, bahwa apapun yang kita baca dari Firman Allah, baik yang menyenangkan, kabar gembira (ayat-ayat tabsyir) atau ayat-ayat peringatan (ayat-ayat indzar). Allah menyebutnya dengan istilah “basyiran wa nadziraa”. Setiap ayat-ayat pemberi peringatan akan berdampak menyakitkan bagi makhluk astral seperti jin yang dhalim, sehingga berdampak membakar, melukai ataupun membunuh. Ayat dan dzikir itu akan berubah menjadi cahaya yang melindungi diri. Artinya seseorang yang membaca alquran atau dzikir akan diselimuti dengan cahaya. Hal.ini tidak terlihat dengan mata telanjang namun tampak jelas bercahaya dalam pandangan spiritual . kemudian orang menyebutnya dengan istilah Aura. Demikianlah Allah swt berfirman dalam alquran :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا . يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا . هُوَ ٱلَّذِي يُصَلِّي عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمٗا }
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41-43).
Artinya dzikir yang ucapkan oleh seseorang akan berbekas cahaya pada dirinya. Saat di dunia akan tampak pada bekas di wajahnya berupa tampak tenang, ada aura ketenangan yang terpancar berbinar. Secara tak kasat mata cahaya itu tampak dan berdampak pada makhluk lain (astar, seperti jin dan sejenisnya). Sementara kelak di akhirat, kalimat dzikir (doa, ayat alquran, sholat dsb) akan berbekas menjadi cahaya yang memancar. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw :
:
ما من أمتي من أحد إلا وأنا أعرفه يوم القيامة قالوا: وكيف تعرفهم يا رسول الله في كثرة الخلائق، قال: أرأيت لو دخلت صبرة فيها خيل دهم بهم وفيها فرس أغر محجل أما كنت تعرفه فيها؟ قال: بلى، قال: «فإن أمتي يومئذ غر من السجود محجلون من الوضو
“Tidak ada seorang pun dari umatku, kecuali aku mengenalnya nanti pada hari Kiamat”. Para sahabat bertanya, “Bagaimana engkau mengenal mereka wahai Rasulullah, mereka berada di antara banyak makhluk?” Beliau menjawab, “Bagaimana pendapatmu jika engkau masuk dalam shirath” di dalamnya terdapat kumpulan kuda berwarna hitam, dan dalam kumpulan itu terdapat seekor kuda yang memiliki ghurrah (wama putih cerah di dahinya) dan muhajjal (berkaki putih), bukankah kamu dapat mengenalinya?” Sahabat itu menjawab, “Ya”. Lalu beliau bersabda, “Sungguh, umatku pada hari itu mempunyai wajah yang putih karena sujud, serta anggota wudhu yang putih karena wudhu'” (HR Ahmad).
Demikian pula, setiap bacaan ayat atupun dzikir itu akan menjadi pelindung bagi para pembacanya atau bagi apapun yang menkadi objek dari apa yang diniatkannya. Demikianlah Allah juga menyatakan dalam alquran :
وَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ جَعَلۡنَا بَيۡنَكَ وَبَيۡنَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ حِجَابٗا مَّسۡتُورٗا
Dan apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur’an, Kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat. (Surat Al-Isra’: 45)
Bacaan ayat alquran ataupun kalimat dzikir akan menjadi hijab, dinding tak kasat mata yang akan melindungi siapa saja yang membacanya atau siapapun dan apapun objek yang diniatkan untuk dilindungi atas bacaan dari ayat dan dzikir tersebut. Hijab Perlindungan itu akan menyelamatkan seseorang dari keburukan dan kemudharatan yang akan menimpanya, apakah keburukan yang menimpa fisik, psikis kejiwaan ataupun spiritual. Demikianlah Rasulullah saw menyatakan dalam sabdanya, Dari Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat (pembelaan) bagi para sahabatnya (orang-orang yang selalu membacanya dan mengamalkannya).” (HR. Muslim)
Syafii’an sebagai pemberi syafaat, pembela yang menyelamatkan baik di dunia maupun di akhirat. Alquran akan menjadi perisai yang melindungi saat berhadapan dengan musuh atau segala hal kemudharatan. Sehingga orang yang banyak membaca Alquran, berdzikir maka setiap bacaannya akan menjadi penyelamat baginya. Sebagai perisai di dunia dari berbagai kemudharatan dunia, seperti Berbagai gangguan dari makhluk lain ataupun berbagai keburukan di dunia lainnya. Sementara kelak di akhirat akan menjadi tameng, perisai, penyelamat dari berbagai kemudharatan akhirat. Wallahu a’lam
*) Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir Al Afkar