Wisuda Periode ke-18 tahun 2023 yang berlangsung kemarin, 30 Juli 2023, sekali lagi menghasilkan seorang wisudawan termuda yang boleh dibilang sangat membanggakan bagi Universitas Brawijaya. Adalah Sahruni Indramara, gadis asal Cilacap, Jawa Tengah ini berhasil menorehkan prestasi dengan lulus di usianya yang baru menginjak 20 tahun dan dengan IPK 3.65.
Gadis yang akrab disapa Runi ini sendiri mengaku bahwa ia tidak memiliki rahasia khusus dalam mengejar gelar wisuda. Ia hanya menjalani kuliah secara sewajarnya, namun juga mengambil sejumlah “kereta cepat” dalam meraih kelulusan. “Pertamanya dijalanin dulu, setiap ada kereta cepat diambil sehingga bisa meraih gelar wisudawan termuda”.
Runi menjelaskan, salah satu contoh dari metode “kereta cepat” yang ia maksud adalah dalam mengambil mata kuliah Praktik Kerja Nyata. Ketika ada pilihan antara Praktik Kerja Nyata di semester 5 atau 6, ia lebih memilih untuk menjalankan PKN di semester 5. Pun demikian halnya dengan pengerjaan skripsi. Runi lebih memilih untuk mengerjakan skripsi yang memiliki tema sama dengan proyek salah satu dosen di Fakultas Teknologi Pertanian. “Milihnya proyek dosen, ternyata ada timeline nya yang lebih cepet. Jadinya menyesuaikan (pengerjaan skripsi) sama timeline dosen dan akhirnya mencapai target dan lulus sebagai wisudawan termuda”, ujarnya.
Selain kesibukannya sebagai mahasiswa, Runi juga merupakan asisten praktikum di Fakultas Teknologi Pertanian. Selain itu, Runi juga tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Plat R Malang, sebuah komunitas untuk mahasiswa Cilacap dan sekitarnya. Sebagai mahasiswa perantauan, Runi mengaku bahwa ia memang harus menyesuaikan diri dengan banyak hal di Malang. Namun, hal itu pulalah yang menurutnya menjadikan ia lebih mengenal dirinya sendiri. Ada juga cerita menarik dari Runi, dimana ia mengaku bahwa ia pernah juga berjualan buket bunga di area sekitar gedung Sasana Krida setiap kali acara wisuda diadakan. “Makanya kalau misalnya wisuda kayak gini aku udah tahu kayak ‘kalau gini pasti rame kan disana (lapangan rektorat)’, jadi ya udahlah nunggu sini aja. Nanti kalo sepi foto-foto langsung gitu”, ucapnya berkelakar.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Nani Qori’ah sebagai ibu dari Runi mengaku tidak memiliki kiat khusus dalam mendukung Runi selain dukungan materiil dan doa. Akan tetapi di saat yang sama beliau selalu memberikan dorongan bagi Runi untuk berani mengambil langkah yang menurutnya terbaik bagi dirinya. “Pokoknya dia punya kemauan apa, ya ‘ayo, yang penting kamu bisa! Lakuin!’ yang terbaik menurut kamu ya boleh silahkan monggo”, urainya.
Terakhir, Runi juga menyampaikan harapannya pada Universitas Brawijaya untuk bisa lebih maju dan berkembang. Ia juga berharap agar Universitas Brawijaya ke depannya bisa memiliki jaringan yang semakin luas dalam membantu dan mengawal mahasiswa selepas kuliah dalam perjalanan mereka mencari pekerjaan. Selain itu, Runi juga menitipkan pesannya bagi mahasiswa yang masih menjalani proses perkuliahan di Universitas Brawijaya untuk terus menikmati proses tersebut. “Nikmati prosesmu, jangan bandingkan prosesmu dengan proses yang lain karena semuanya itu akan berakhir lebih indah. Tuhan punya rencananya untuk kita masing-masing”, tutupnya.