Kanal24, Malang – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) melahirkan generasi baru dokter Indonesia melalui prosesi Sumpah Dokter yang digelar di UB pada Selasa (27/05/2025). Salah satu peserta sumpah dokter, dr. Avisa Cetta Cresma, membagikan kisah perjalanannya selama menempuh pendidikan kedokteran yang penuh tantangan dan dedikasi tinggi.
Dalam wawancara singkat seusai prosesi, dr. Avisa mengungkapkan bahwa dirinya telah mempersiapkan diri secara bertahap untuk menghadapi Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) sejak jauh sebelum kos atau menjalani masa koas (klinik). “Aku memang sudah mengarahkan diri ke ujian akhir kompetensi dari awal pendidikan. Jadi setiap kali ada ujian, aku berusaha ekstra, dan itu mungkin yang membuat hasilnya lebih maksimal,” ujarnya.
Baca juga:
Visiting Profesor, FK UB Kolaborasi Global Hadapi Tantangan Kulit Dunia

Di tengah dinamika dunia kesehatan yang kerap bersinggungan dengan isu-isu politik, dr. Avisa tetap optimis terhadap masa depan dunia kedokteran Indonesia. Ia menaruh kepercayaan besar pada arahan dan suara para guru besar yang dinilainya telah menunjukkan sikap dan pandangan yang jelas demi kemajuan profesi kedokteran. “Kalau untuk sekarang, aku lebih percaya ke arahan dari para guru besar. Melihat banyak yang sudah bersuara, insyaallah masa depan kedokteran akan lebih baik,” katanya dengan penuh harap.
Meski fokus pada studi, dr. Avisa tetap aktif mengembangkan diri di luar akademik. Ia sempat mengikuti berbagai kompetisi ilmiah seperti lomba poster dan publikasi jurnal, sebagai bagian dari upaya membangun portofolio menuju pendidikan lanjutan. “Orientasiku bukan hanya lulus, tapi juga melanjutkan pendidikan. Jadi aku sambil bangun portofolio juga,” tambahnya.
Ke depan, dr. Avisa berencana untuk menjalani program internship terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke jenjang spesialisasi. Ia mengaku tertarik pada bidang anestesi, sebuah minat yang telah tumbuh sejak awal perkuliahan dan semakin kuat seiring pendalaman materi serta praktik klinik. “Dari dulu aku suka anestesi, dan semakin dijalani, rasanya makin cocok dan menarik,” ungkapnya.
Baca juga:
Puluhan Guru Besar FK UB Kritisi Kebijakan Menkes
Sebagai dokter muda, harapan dr. Avisa pun sederhana namun mulia: menjadi dokter yang baik dan tulus. Ia percaya bahwa pelayanan yang tulus kepada semua pasien akan menjadi dasar yang kuat dalam perjalanan kariernya di dunia medis. “Semoga aku bisa jadi dokter yang baik dan melayani semua pasien dengan tulus. Insyaallah, kalau itu dijaga, semuanya akan berjalan lancar ke depannya,” pungkasnya.
Prosesi Sumpah Dokter FK UB kali ini menandai awal perjalanan baru bagi para lulusan dokter muda. Di balik toga dan gelar, tersimpan cerita perjuangan, dedikasi, serta harapan yang besar untuk mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat Indonesia. (din/nid)