Kanal24, Malang – Kondisi sampah di kota Malang terus menjadi permasalahan yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Sebagaimana data yang diperoleh pada tahun 2021, bahwa sampah makanan yang diproduksi kota Malang mencapai 320 ton. Sampah makan tersebut terdiri dari sampah rumah tangga, sisa potongan sayuran dan kulit buah-buahan.
Kondisi inilah yang membuat tim pengabdian masyarakat Departemen Psikologi, Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Sofia Nuryanti, S.Si.,M.A., dan beberapa mahasiswa mengadakan kegiatan psikoedukasi pemanfaatan sampah untuk warga Kampung Lampion, Kota Malang, Jawa Timur.
Kegiatan psikoedukasi ini merupakan hasil need assessment pada kegiatan pengabdian masyarakat tahun sebelumnya adalah beberapa ibu PKK Kampung Lampion menginginkan sosialisasi tentang penggunaan pupuk organik sebagai salah satu rangkaian budidaya tabulampot sehingga tetap terjaga tumbuh kembang tanaman buah tersebut.
Lokasi kampung Lampion, Kota Malang merupakan kampung yang padat penduduk dan berdekatan dengan pasar tradisional. Secara geografis, lokasi kampung ini sangat rentan tertular dan menularkan penyakit, termasuk covid-19. Oleh karena itu perbaikan kawasan kampung yang padat penduduk dengan desain yang memaksimalkan fungsi lahan, penataan taman depan rumah dan fungsi sampah untuk meningkatkan kapasitas lingkungan hidup merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Salah satu cara untuk menjaga keindahan dan keasrian lingkungan kampung adalah pengelolaan fungsi sampah yang tepat pada sasaran dan memungkinkan warga penghuninya mendapatkan keuntungan ekonomi. Para ibu yang tergabung dalam PKK Kampung Lampion terkenal cukup aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan di desa. Oleh karena itu dengan memberikan sosialisasi tambahan tentang produktif di rumah dalam mengolah sampah dapur akan memberikan psikoedukasi bagi warga yang akan meningkatkan produktivitas dari rumah.
Antusiasme mitra pengabdian dalam mengikuti sosialisasi pembuatan pupuk cair organik sangat tinggi. Hal ini terbukti dari semangat peserta yang mengikuti sosialisasi pemanfaatan sampah dan pelatihan pembuatan pupuk cair organik datang dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
Kemudian peserta pelatihan juga sebagian besar menyatakan bahwa proses pembuatan pupuk organik cair yang memanfaatkan sampah rumah tangga sangat mudah untuk dipelajari dan diterapkan di kehidupan sehari-hari. Hal ini mengindikasikan bahwa proses transfer ilmu yang diberikan oleh tim pengabdian mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menyerap inovasi yang diberikan.
Pada kegiatan ini diberikan pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil post-test yang telah dilakukan diperoleh bahwa secara umum mitra telah memberikan nilai baik dan sangat baik untuk indikator pemahaman, bahaya sampah, pemahaman tentang pengolahan sampah organik, pemahaman tentang manfaat pupuk organik, pemahaman tentang cara pembuatan pupuk organik, intensitas membuat pupuk organik dari sampah dapur dan peminatan membuat pupuk organik dari sampah dapur.
Hasil post test yang tersebut mengindikasikan bahwa mitra Kampung Lampion telah memahami konten sosialisasi pembuatan pupuk cair organik dan ada ketertarikan untuk memanfaatkan sampah dapur menjadi barang yang bermanfaat yaitu pupuk organik cair. (din)