KANAL24, Mojokerto – Pengelolaan sampah sudah menjadi permasalahan di perkotaan hingga lingkungan pedesaan juga. Bahkan, seringkali di lingkungan pedesaan justru permasalahan sampah lebih mengkhawatirkan karena kurangnya akses atau terkendala hal-hal administratif sehingga sampah di pedesaan belum bisa diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Akibatnya, masyarakat desa harus mencari alternatif lain untuk menghilangkan sampah di lingkungan sekitar, salah satunya adalah dengan membakar sampah yang justru mencemari udara pedesaan. Hal tersebut juga terjadi di Desa Karangasem, kecamatan Kutorejo Mojokerto.
Desa Karangasem terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Sudimoro, Dusun Karangasem, dan Dusun Sugihan. Desa ini bergerak di bidang pertanian yang mayoritas warganya merupakan petani padi dan jagung. Selain di bidang pertanian, sekelompok masyarakat juga bergerak di bidang peternakan yaitu beternak kambing dan ayam. Sayangnya, meskipun telah dikelilingi oleh sawah, kualitas udara di desa ini cukup buruk karena kebiasaan pembakaran sampah rumah tangga oleh masyarakat di pekarangan rumah mereka yang menyebabkan naiknya tingkat polusi udara di desa ini.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Tim MMD 769 Universitas Brawijaya melakukan pengolahan sampah di Desa Karangasem dengan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup.
“Di desa ini memang masyarakatnya masih membakar sampah karena masyarakat desa belum tahu cara mengelola sampah dan memang tidak ada pengangkutan sampah di desa ini, sehingga masyarakat terbiasa membakar sampah agar tidak berserakan,” kata Kades Karangasem Cipto Sutrisno (4/7/2023).
“Kalau memang mbak-mbak dan mas-mas punya program untuk membantu permasalahan sampah di desa monggo disosialisasikan dulu ke masyarakat, kalau butuh apa-apa bisa bilang ke kami selaku perangkat desa, nanti biar kami bantu program mbak-mbak dan mas-mas sekalian” tambahnya
Salah satu warga desa, Ibu Estin, juga menyuarakan tanggapannya terkait sampah kepada Tim MMD “Selaku ibu rumah tangga, saya resah sekali karena gini mbak, di Dusun Sudimoro, kita belum punya tempat yang strategis untuk membuang sampah atau pembuangan akhir, jadi saya berpikir bagaimana menghilangkan secara cepat sampah ini selain dibakar, soalnya selama ini sampah basah, sampah kering, sampah bekas makanan dicampur aduk di depan rumah terus dibakar karena kami nggak tau cara memilah dan mengolah sampah,” kata Estin
Tim MMD melakukan tiga jenis pengelolaan sampah yaitu dengan memilah sampah organik, anorganik, dan limbah cair yang kemudian disosialisasikan serta dilakukan pelatihan kepada masyarakat pada 20 Juli 2023). Sampah organik seperti sisa sayur dan buah yang masih segar akan diolah menjadi eco-enzyme yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus meringankan biaya pengeluaran masyarakat di setiap bulannya karena dapat menjadi alternatif pengganti cairan pembersih lantai, sabun pencuci piring, hand-sanitizer dan lain-lain. Sedangkan, sampah organik lainnya yang sudah tidak dalam keadaan segar bisa diolah menjadi pupuk kompos. Sampah anorganik kering seperti botol dan plastik bekas dapat didaur ulang untuk dipakai kembali dan dapat juga dijual ke pengepul sehingga dapat menambah pemasukan masyarakat. Limbah cair seperti minyak jelantah, air sisa sabun, dan air sisa olahan makanan dapat diolah menjadi lilin, sabun, dan bio-diesel. Setelah diadakan sosialisasi mengenai sampah tersebut, tim MMD juga membantu untuk mengajukan proposal ke Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pengangkutan sampah di Desa Karangasem sehingga masyarakat tidak perlu untuk membakar sampah rumah tangga lagi. Desa yang jauh dari polusi akan menciptakan desa yang asri dan nyaman.(sdk)