KANAL24, Malang – Data dalam sebuah riset merupakan modal untuk pengembangan teknologi yang dapat dijual kepada negara lain, sehingga data riset tidak dapat dipublikasikan semua. Hal tersebut diungkapkan Prof. Yusuf Hendrawan dalam jumpa pers pengukuhan guru besarnya, Senin (30/5/2022).
“Data riset merupakan hal penting yang dapat dijadikan sebagai pengembangan sebuah teknologi sehingga di beberapa negara hasil riset disimpan oleh negara,” ujar Yusuf.
Data tersebut kemudian menjadi bagian penting dalam pengembangan teknologi yang hasil teknologinya dijual kepada negara lain sedangkkan kemampuan teknologinya tetap berada di negara asal.
Hal ini menurutnya agak berbeda dengan di Indonesia karena data riset dipublikasikan secara terbuka melalui jurnal atau bahkan menjadi bahan presentasi ke berbagai negara. Sehingga tidak jarang riset tersebut dilakukan di Indonesia namun paten dan penguasaan teknologinya berada di negara lain.
“Ini yang agak beda di Indonesia karena terkadang kita bangga dengan hasil riset dan dipamerkan ke negara lain dan ahirnya penguasaan teknologi malah oleh negara lain,” lanjut Wadek III FTP UB ini.
Guru besar termuda dalam bidang ilmu keteknikan pertanian melihat hal ini harus dirubah sehingga data hasil riset dapat menjadi rahasia yang menjadi modal bagi pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan daya saing sebuah bangsa.
Yusuf mencontohkan Jepang dan China sebagai negara yang menyimpan data riset dengan baik dengan tidak mempublikasiakn semua data namun fokus mewujudkan data tersebut menjadi produk teknologi yang kemudian dijual kepada negara lain.
“Saya kira kita harus mulai melangkah kesana sehingga hasil riset anak bangsa tidak sekedar menjadi bahan publisitas semata namun dapat menjadi produk unggulan sebuah bangsa,” pungkasnya. (sdk)