KANAL24, Jakarta – Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( AISI ) memproyeksikan penjualan sepeda motor akan flat tahun depan, seiring adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan, harga rokok, dan tarif listrik di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga membatasi daya beli konsumen.
Proyeksi tersebut diungkapkan Ketua Departemen Komersial AISI , Sigit Kumala, di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Seperti dimaklumi, penjualan sepeda motor merupakan salah satu indikator utama tingkat konsumsi di Indonesia, dan konsumsi masih andalan utama pemerintah Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sejauh ini, pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi 2020 di angka 5,3% bahkan ada pejabat yang menyebut 5,6%, setelah melambat pada 2019 yang diperkirakan di angka 5,05% menurut angka proyeksi terbaru dari Wamenkeu Suahasil Nazara.
Namun, agaknya, AISI lebih pesimistik dari angka pemerintah itu. “Kami kira kondisi ekonomi tetap sama (dengan tahun ini) pada tahun depan,” tegas Sigit Kumala, seperti dilansir Reuters.
Menurut Kumala, penjualan sepeda motor tahun ini diperkirakan sebanyak 6,51 juta unit atau naik sekitar 2% dibandingkan 2018. Rendahnya pertumbuhan, kata dia, dikarenakan musim kemarau panjang 2019 yang menyebabkan turunnya hasil pertanian di pedesaan dan lesunya bisnis manufaktur.
Sedangkan untuk tahun depan, Sigit Kumala menyinggung kenaikan iuran BPJS Kesehatan setidaknya hingga 65%, kenaikan harga rokok setidaknya 33%, dan kenaikan tarif listrik akan semakin menekan kemampuan dan daya beli konsumen.
Untuk 10 bulan tahun 2019 berjalan, menurut data AISI , baru 5,52 juta unit motor terjual, naik 3,5% dari periode yang sama tahun lalu.
Pada 2018, sebanyak 6,38 juta unit sepeda motor terjual, naik 8,4% dari tahun sebelumnya. (sdk)