Kanal24 – Baru saja diluncurkan di Amerika Serikat pada Januari 2025, DeepSeek langsung menjadi fenomena. Dalam hitungan minggu, aplikasi AI generatif asal Tiongkok ini berhasil menempati posisi puncak sebagai aplikasi gratis paling banyak diunduh dan mendapat rating tertinggi di AppStore milik Apple. Fenomena ini tidak hanya menunjukkan potensi teknologi baru, tetapi juga memicu gejolak besar di dunia bisnis dan geopolitik.
Inovasi Hemat Biaya yang Menantang Raksasa
Apa yang membuat DeepSeek begitu mengejutkan adalah pendekatannya yang revolusioner dalam pengembangan AI generatif. Jika perusahaan seperti OpenAI dan Google membutuhkan dana ratusan juta dolar untuk membangun model seperti ChatGPT atau Gemini, DeepSeek cukup mengandalkan biaya sekitar $6 juta—angka yang relatif kecil untuk skala AI modern.
Baca juga:
Rekomendasi Laptop 6 Jutaan Terbaik 2025 untuk Menunjang Pekerjaan

DeepSeek menggunakan model open-source seperti Llama milik Meta dan Qwen dari Alibaba, serta tidak mengandalkan chip-chip paling mutakhir seperti Nvidia H100. Sebaliknya, mereka memanfaatkan stok chip Nvidia A100 yang dikumpulkan sebelum larangan ekspor berlaku, dikombinasikan dengan perangkat keras yang lebih murah namun tetap efektif.
Kayla Blomquist, peneliti dari Oxford Internet Institute, menyebut bahwa pendekatan DeepSeek “menandai perubahan paradigma yang signifikan dalam pengembangan AI,” karena mengandalkan efisiensi dan keterbukaan, bukan hanya kekuatan finansial.
Sosok di Balik DeepSeek: Liang Wenfeng
Liang Wenfeng, otak di balik DeepSeek, adalah lulusan teknik informasi dan elektronik dari Tiongkok. Ia mendirikan perusahaan ini pada Juli 2023 dan kemudian secara agresif mengembangkan model AI generatif yang bersaing dengan ChatGPT. Modal awal dikumpulkan dari hedge fund yang ia dirikan sendiri, dan visinya terbukti berhasil: menciptakan AI yang murah, cepat, dan dapat diakses luas.
Meskipun DeepSeek memiliki keterbatasan—misalnya cenderung menghindari isu sensitif seperti peristiwa Tiananmen—hal tersebut tidak menghalangi popularitasnya. Justru, performa teknis dan respons yang cepat membuat pengguna merasa cukup puas, terutama di bidang pemrograman, matematika, dan pemrosesan bahasa alami.
Guncangan Besar di Bursa Saham
Peluncuran DeepSeek berimbas besar pada industri semikonduktor, khususnya Nvidia. Saham perusahaan chip raksasa itu turun hingga 17 persen hanya dalam satu hari, menghapus nilai pasar sekitar $600 miliar. Investor mulai meragukan apakah AI masa depan masih akan membutuhkan chip mahal buatan Nvidia, mengingat DeepSeek mampu bersaing hanya dengan chip generasi lama.
Walaupun begitu, sejumlah analis masih percaya bahwa Nvidia memiliki keunggulan jangka panjang berkat ekosistem perangkat keras dan perangkat lunak yang kokoh. Namun jelas, kemunculan DeepSeek memaksa seluruh industri untuk memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap efisiensi, inovasi, dan distribusi sumber daya.
Tantangan dan Harapan Baru untuk AI Global
DeepSeek membuka jalan bagi perusahaan kecil dan menengah untuk ikut bersaing dalam pengembangan AI. Dengan pendekatan open-source dan strategi biaya rendah, masa depan AI mungkin tidak lagi didominasi oleh korporasi besar dengan anggaran triliunan.
Namun, tantangan tetap ada. Keterbatasan transparansi dan kebebasan berekspresi, yang masih dibatasi oleh kebijakan pemerintah Tiongkok, bisa menjadi penghambat. Untuk benar-benar menjadi pesaing global, DeepSeek harus membuktikan kemampuannya dalam menangani isu-isu kompleks, termasuk pertanyaan bernuansa politik atau budaya.
Antara Inovasi dan Geopolitik
Keberhasilan DeepSeek juga menyentuh ranah geopolitik. Ketegangan antara Tiongkok dan AS dalam hal ekspor teknologi, terutama chip canggih seperti Nvidia A100 dan H100, semakin memanas. Ironisnya, larangan yang ditujukan untuk menghambat kemajuan Tiongkok justru memacu inovasi alternatif yang lebih hemat biaya, seperti yang dilakukan DeepSeek.
Hal ini memperlihatkan bagaimana pembatasan teknologi dapat memicu respons strategis yang inovatif. Dalam konteks yang lebih luas, DeepSeek bisa menjadi simbol kebangkitan baru teknologi Tiongkok dalam kancah persaingan global, dan menggeser narasi bahwa dominasi AI hanya bisa dicapai oleh negara dengan infrastruktur teknologi paling maju.
Baca juga:
Tekanan Angin Ban Motor, Jangan Diabaikan!
Penutup: AI Bukan Lagi Milik Segelintir
Kemunculan DeepSeek adalah sinyal bahwa lanskap kecerdasan buatan sedang bergeser. Ini bukan sekadar tentang siapa yang memiliki chip paling kuat atau dana paling besar, melainkan siapa yang bisa berinovasi dengan cerdas. DeepSeek telah membuktikan bahwa efisiensi, keterbukaan, dan kejelian dalam strategi bisa menciptakan disrupsi besar.
Mungkin, untuk pertama kalinya dalam sejarah AI, para pemain kecil memiliki peluang nyata untuk mengguncang dominasi raksasa. (nid)