KANAL24, Jakarta – Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Raden Pardede mengatakan ada delapan sektor yang menjanjikan untuk penyaluran kredit dari industri perbankan Indonesia pada tahun 2022 – 2023.
“Pertama adalah petrokimia. Kedua food and beverage, seiring meningatnya mobilitas sosial dan konsumsi masyarakat, kebutuhan modal kerja dari perbankan untuk industri makanan minuman akan meningkat,” kata Raden, Selasa (23/11/2021).
Ketiga adalah pertambangan dan prosesing hasil tambang. Termasuk industri baterai kendaraan listrik yang mulai digencarkan pemerintah Indonesia.
Keempat adalah industri logistik. Kelima industri kelapa sawit. Keenam industri telekomunikasi. Ketujuh industri healthcare, terutama terkait game changer medical tourism.
“Terakhir adalah infrastruktur. Terutama jika pemerintah mendivestasi pelabuhan, bandara, jalan tol, ini akan membuka potensi leveraging bagi perbankan,” ujar Raden.
Secara umum, Raden melihat saat ini kinerja industri perbankan sudah masuk titik balik (turning point). Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit yang terus mengalami kenaikan, serta risiko kredit (loan at risk/LaR) juga menurun secara gradual.
“Kita sudah turning point, kredit sudah naik, di saat yang sama kita tahu dari sisi LaR juga turning point, sempat puncaknya 24,7% dan data September sudah 22,3% Oktober juga turun. Artinya perusahaan mulai mampu membayar sebagian dari kewajibannya,” jelas Raden.
Adapun, per September 2021 pertumbuhan kredit perbankan tumbuh positif 2,21% secara tahunan (year on year/yoy). Hal tersebut didukung oleh pemulihan kepercayaan pelaku usaha dan konsumen untuk belanja, sehingga diikuti akselerasi pertumbuhan kredit.
Meskipun rasio kredit macet (non performing loan/NPL) masih terus naik, namun LaR turun, karena kebutuhan untuk restrukturisasi terus berkurang. Dari sisi permodalan juga perbankan saat ini msaih cukup kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sekitar 22%.
“Demikian juga likuiditas, artinya dari data-data ini semua bahwa bank sebetulnya siap untuk melakukan penyaluran kredit. Namun, tergantung kepada pemulihan kepercayaan dan ekonomi yang bergerak,” tutur Raden.
Raden mengatakan bahwa industri perbankan adalah lembaga yang bisnisnya mengikuti perdagangan atau follow trade. Apabila perdagangan muncul, tentu terjadi karena belanja masyarakat, dan orang berbelanja karena muncul kepercayaan dan mobilitas yang longgar. Sedangkan mobilitas tergantung dari pengendalian pandemi Covid-19.(sdk)