KANAL24, Malang – Departemen Psikologi Universitas Brawijaya menerima rombongan mahasiswa dan dosen dari Universitas Adelaide Australia di Auditorium Nuswantara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya pada Senin (10/7). Kedatangan rombongan dari Australia ini adalah bagian dari kerjasama antara Departemen Psikologi kedua Universitas yang mengangkat tema “Psychology in Global Issues”. Kegiatan ini merupakan yang pertama melibatkan mahasiswa secara langsung, setelah sebelumnya kerjasama kedua Universitas hanya terbatas pada riset gabungan dan pengajaran bersama (Joint Teaching).
Kegiatan student inbound akan berlangsung selama lima hari. Dimulai dari penyambutan rombongan Australia di Universitas Brawijaya dan sesi sharing bersama membahas tema yang diangkat, dilanjutkan dengan kunjungan ke sejumlah lokasi strategis, dan ditutup dengan acara pelepasan rombongan. Terkait dengan lokasi yang akan dikunjungi, rombongan akan diajak mengunjungi Kampung Heritage Kayutangan, Pondok Pesantren di Malang, dan Fasilitas Pusat Penyandang Disabilitas Universitas Brawijaya.Z
Ziadatul Hikmiah, S.Pd., S.Psi., M.Sc. selaku ketua panitia menjelaskan bahwa lokasi-lokasi tersebut memiliki signifikansi utamanya terkait materi dan tema yang diangkat pada acara ini. Kampung Heritage Kayutangan dipilih karena ia merupakan contoh bagaimana masyarakat mempertahankan budaya dan lingkungan ditengah perubahan iklim dan rawannya banjir di daerah tersebut. Sementara itu, Pondok Pesantren sendiri dipilih untuk menunjukkan moderasi beragama, wajah Islam di Indonesia, serta kehidupan di pesantren untuk kemudian ditinjau aspek psikologisnya.
Kajian dan forum diskusi yang dilaksanakan hari ini di Auditorium Nuswantara sendiri terbagi atas dua sesi yang diisi oleh perwakilan dari kedua Universitas. Dari Universitas Adelaide, pemateri diwakilkan oleh Prof Deborah Turnbull sementara Universitas Brawijaya diwakili oleh Cleoputri Al Yusainy, M.Psi., Ph.D,. Psikolog. Pada sesi pertama, kedua narasumber berbagi tentang fenomena psikologi di kedua negara dan bagaimana psikologi bisa berperan pada isu-isu global seperti perubahan iklim dan pemanasan global melalui pembentukan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Pada sesi kedua sendiri kedua pemateri membahas tentang bagaimana perkembangan dunia modern memunculkan kajian baru dalam psikologi yakni psikologi lingkungan yang meneliti tentang hubungan psikologi manusia dengan alam di sekitarnya.
Ketika ditemui di sela-sela acara, baik Deborah maupun Cleoputri menyatakan bahwa kendati sebenarnya mereka sudah berkolaborasi sejak 2017 dan berkembang menjadi kerjasama antara kedua Universitas pada 2019, masih banyak yang bisa dikaji dan dikembangkan dalam hubungan antara kedua Universitas. Sebagai contoh, Deborah berharap agar nantinya tidak hanya mahasiswa Australia yang bisa datang ke Indonesia, namun hal yang sebaliknya juga bisa terjadi agar mahasiswa bisa saling berbagi dan saling belajar antara satu sama lain. Sementara itu, Cleoputri berharap agar kerjasama ini tidak hanya berhenti pada kolaborasi riset, namun juga pada hubungan antar mahasiswa di kedua negara.
Sementara itu Ziadatul Hikmiah, S.Pd., S.Psi., M.Sc. berharap agar mahasiswa dari kedua universitas dapat saling bertukar informasi dan pengetahuan sehingga bisa saling belajar. Selain itu, kerjasama ini diharapkan dapat membuka potensi untuk joint research antar dosen dan kerjasama lebih jauh antar institusi.(suf)