KANAL24, Ponorogo – Desa Pelem Kecamatan Bungkal Ponorogo memiliki potensi strategis karena wilayahnya berada diantara lembah dan perbukitan menuju ke wilayah pegunungan di Kecamatan Ngrayun. Potensi yang unik di Desa Pelem adalah belik Banyu Asin yang berada di kaki bukit, konon dahulu airnya digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit. Potensi lainnya adalah pertanian, peternakan, industri kreatif masyarakat, BUMDes dan yang paling penting adalah semangat gotong royong yang melekat dalam kehidupan masyarakat desa.
Dari hasil rembug desa di akhir tahun 2020, Desa Pelem akan membangun kawasan belik banyu asin menjadi kawasan wisata yang dapat menumbuh kembangkan aktifitas ekonomi masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli desa. Permasalahannya, pihak desa belum memiliki masterplan wisata desa yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kawasan belik banyu asin.
Tim Doktor Mengabdi (DM) tahun 2021 dari LPPM Universitas Brawijaya menawarkan bantuan untuk membuat masterplan Pengembangan Wisata Banyu Asin di Desa Pelem Ponorogo. Tim DM UB ini diketuai oleh Dr. Sugiarto bersama 4 orang dosen yaitu Dr. Runi Asmaranto dan Subhan Ramdlani, ST. MT. dari Fakultas Teknik, Mangku Purnomo, PhD. Dari Fakultas Pertanian dan Ibnu Sam Widodo, SH. MH. dari Fakultas Hukum.
Konsep area wisata Banyu Asin (dok. DM UB)
“Pengembangan desa wisata merupakan suatu proses mengidentifikasi, menggali dan mengembangkan potensi desa sehingga mampu menciptakan daya tarik desa terhadap wisatawan serta mampu meningkatkan pembangunan ekonomi desa. Melalui desa wisata tersebut, potensi, keunikan dan keunggulan desa dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sugiarto.
Senada dengan pernyataan Sugiarto, Subhan menambahkan, desa wisata dapat berkembang apabila ada keberhasilan dalam mengidentifikasi potensi desa yang unik dan menarik untuk dikunjungi wisatawan. Potensi desa wisata dapat dikemas menjadi paket wisata dan ditawarkan melalui brosur pada biro perjalanan, dipublikasikan melalui media massa atau dipromosikan melalui media online.
Dari data dan dokumen hasil survei dan identifikasi lokasi, serta melihat kemampuan anggaran desa, disepakati bersama antara tim DM dengan pemerintah desa bahwa kawasan wisata banyu asin didesain sebagai destinasi wisata keluarga yang dikolaborasikan dengan wisata kuliner dengan tetap mengedepankan keunikan dan potensi lokal.
“Tolong desainnya terutama terkait struktur bangunan dibuat sederhana disesuaikan dengan potensi dan kekuatan pendanaan desa. Pembangunanya akan kami lakukan secara bertahap menyesuaikan dengan anggaran desa,” jelas Sugeng, Kades Pelem.
Dengan melihat topografi di sekitar kawasan wisata berupa perbukitan dengan banyak tanaman bambo disekitarnya, maka struktur bangunan di kawasan wisata seperti warung kuliner dan gazebo akan didesain menggunakan bambu. Desain kawasan wisata dimulai dari jalan masuk ke lokasi wisata, kawasan wisata kuliner, spot foto dan lokasi wisata banyu asin. (Meg)