KANAL24, Malang – Indonesia sebagai negara pariwisata untuk urusan bisnisnya masih ketinggalan dibanding negara-negara tetangga seperti Singapore, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Diungkapkan oleh Suhendroyono,SH., MM., M.Par Ketua HILDIKTIPARI (Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia) dalam seminar nasional pariwisata di FIA UB, selasa (1/10/2019).
“Bisnis merupakan satu kegiatan yang menandakan kemakmuran bangsa. Unesco kan bilang, suatu negara dikatakan makmur kalau minimal 5 persen warga negaranya melakukan bisnis. Salah satunya adalah industri kreatif pariwisata,” ungkap Hendro.
Indonesia yang merupakan negara besar, peminat untuk bisnis baru terekam 1,2 persen, padahal Jepang yang juga negara besar mampu mencapai angka 5. Selanjutnya, Malaysia negara kecil itu sudah 3,9 persen, lalu Singapore yang penduduknya kecil juga sudah mencapai 5 persen. Ini merupakan data tahun 2016.
“Industri pariwisata akhir-akhir ini kita anggap gagal, karena dari sisi numeratif tujuan ataupun pencapaian yang 20 juta kunjungan wisata, dianulir tidak jadi. Malahan dirubah menjadi hanya 18 juta kunjungan wisata, yang walaupun hasilnya juga tidak sampai,” lanjutnya
Makanya walaupun dibilang negara pariwisata kemajuan industri pariwisata di Indonesia adalah yang paling rendah. Dibutuhkan dominasi peran industri kreatif untuk meningkatkan bisnis pariwisata tersebut.
“Harapan kami, tolong jadilah seorang entrepreneur sejati. Jangan takut, karena peluangnya sangat besar sekali, peluang masuk dunia bisnis sangat besar khususnya dibidang pariwisata,”pungkas ketua STIPRAM tersebut.(sdk)