Kanal24 – Diabetes melitus kini tidak hanya menjadi penyakit yang ditakuti manusia, tetapi juga diam-diam mengintai hewan peliharaan kesayangan, seperti anjing dan kucing. Ancaman ini disampaikan oleh Dr. drh. Leni Maylina, dosen dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University dalam IPB Podcast bertema “Diabetes Melitus pada Hewan Kesayangan, Apakah Sama dengan Manusia?”.
Menurut Leni, diabetes melitus pada anabul (anak bulu) merupakan gangguan metabolisme yang terjadi ketika tubuh hewan tidak mampu memproduksi atau menggunakan hormon insulin secara efektif. Insulin sendiri sangat penting untuk membantu penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel. Ketika mekanisme ini terganggu, kadar gula dalam darah meningkat dan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.
Baca juga:
TKDN Terancam Dicabut, Industri Alat Kesehatan Indonesia Cemas
“Penyakit diabetes mellitus ini sebenarnya adalah gangguan metabolisme, di mana tubuh dari hewan kesayangan kita, anjing dan kucing, tidak mampu memproduksi atau tidak bisa menggunakan hormon insulin di dalam tubuhnya,” jelasnya, dikutip Minggu (13/4).
Salah satu gejala awal yang dapat dikenali oleh pemilik hewan adalah perubahan pada urine. Jika urine anjing atau kucing menjadi lebih menarik perhatian semut, bisa jadi itu merupakan indikasi bahwa ada kandungan glukosa di dalamnya—tanda awal diabetes yang perlu diwaspadai.
“Ketika glukosa di dalam darah ini naik, maka biasanya kemampuan kapasitas ginjal (anabul) juga terbatas untuk menyaring glukosa. Sehingga glukosanya juga keluar ke urine,” ungkap Leni.
Tipe-Tipe Diabetes pada Hewan Peliharaan
Seperti halnya manusia, diabetes pada anabul juga terbagi menjadi dua tipe.
- Tipe 1 umumnya ditemukan pada anjing, disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel beta pankreas sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin.
- Tipe 2 lebih sering menyerang kucing, yaitu ketika tubuh masih memproduksi insulin, tetapi mengalami resistensi terhadap hormon tersebut.
“Tipe 1 ini biasanya di anjing yang paling sering. Kalau tipe 2 ini biasanya di kucing. Dan biasanya di manusia juga seringkali tipe 2,” terang Leni.
Penyebab dan Faktor Risiko
Leni menekankan bahwa penyebab diabetes pada hewan peliharaan bersifat multifaktorial, artinya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja. Ada beberapa faktor risiko utama yang patut diwaspadai pemilik hewan peliharaan:
- Faktor Genetik:
Ras kucing seperti Burmese dan Siamese, serta anjing seperti Beagle, Dachshund, dan Australian Terrier diketahui memiliki risiko genetik lebih tinggi terkena diabetes. - Obesitas:
Berat badan berlebih bukan hanya mengganggu penampilan, tetapi juga menjadi pemicu utama diabetes. “Kalau hewan-hewan yang besar, yang gendut, itu bukan lucu. Ini justru rentan terhadap diabetes,” tegas Leni. Pola makan berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utamanya. - Usia Tua:
Hewan peliharaan yang berusia lebih dari 7 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes, baik kucing maupun anjing. - Pola Makan Tidak Tepat:
Kucing merupakan karnivora sejati yang membutuhkan asupan protein tinggi. Namun sayangnya, masih banyak pemilik yang memberi makanan seperti nasi dan ikan asin. Makanan ini tinggi karbohidrat dan justru memperparah risiko diabetes. “Kucing itu karnivora sejati… tapi kucingnya dikasih nasi sama ikan asin. Nasinya juga salah, karbohidratnya tinggi sekali,” kata Leni. - Gaya Hidup Tidak Aktif:
Setelah disterilkan, banyak anabul menjadi kurang aktif. Aktivitas harian mereka cenderung hanya makan dan tidur. “Biasanya kerjanya antara makan dan tidur saja,” tambahnya.
Pencegahan dan Peran Pemilik Hewan
Meski terdengar menakutkan, diabetes pada anjing dan kucing bukanlah hal yang tak bisa dicegah. Pemilik hewan memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan hewan peliharaannya melalui:
- Pemberian pakan yang tepat sesuai kebutuhan gizi anjing dan kucing, terutama memperhatikan kadar protein dan menghindari karbohidrat berlebih.
- Menjaga berat badan ideal dengan mengatur porsi makan dan mendorong aktivitas fisik harian.
- Rutin konsultasi ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan deteksi dini gejala diabetes.
- Waspada terhadap gejala awal seperti sering buang air kecil, nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun, dan urine yang manis menarik semut.
Baca juga:
Tiga Bahan Ini Bisa Bikin Rambut Rusakmu Pulih Total!
Dengan perhatian dan pola asuh yang tepat, para pemilik bisa membantu mencegah risiko diabetes pada hewan peliharaan kesayangannya. Sebab, anabul yang sehat bukan hanya lebih bahagia, tetapi juga lebih panjang umur dan bisa terus menjadi sahabat terbaik manusia dalam waktu yang lama.
Diabetes melitus pada anabul adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Namun, dengan edukasi yang baik dan kepedulian tinggi dari pemiliknya, penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan. Karena hewan peliharaan bukan sekadar binatang, mereka adalah bagian dari keluarga yang layak mendapatkan perhatian dan perawatan terbaik. (nid)