KANAL24, Malang – Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar mengatakan untuk menjaga kebhinekaan dibutuhkan budaya dialog dengan semua pihak tanap memilih merek. Dialog ini dalam ajaran Islam bukan hal yang baru karena Allah juga melakukan dialog pada proses penciptaan manusia. Hal tersebut disampaikan oleh Nasaruddin dalam Tabligh Akbar “Meneguhkan Spirit Moderasi dalam Bingkai Kebhinekaan” Kamis, (22/9/2022) di Masjid Raden Patah UB.
“Dialog bukan barang baru karena Allah saja sebagai yang maha kuasa melakukan dialog dengan para malaikatnya ketika akan menciptakan manusia,” kata Nasaruddin.
Baca Juga : Kultur Toleransi UB Sudah Final
Diceritakan pada masa akan diciptakannya manusia, Allah mendapat protes dari malaikat karena akan membuat mahluk yang akan membuat kerusakan dan pertikaian dibumi. Selain itu malaikat juga mempertanyakan kenapa memilih manusia sedangkan para malaikat merupakan mahluk yang taat.
Dari kisah ini, Imam Besar Masjid Istiqlal melihat bahwa budaya dialog merupakan hal yang sudah terjadi sehak dahulu kala sehingga menurutnya sangat wajar jika kemudian dalam mengelola dinamika kemajemukan saat ini dialog menjadi kunci dari merawat kebhinekaan.
“Allah sudah mencontohkan bagaimana sebuah dialog dengan malaikat sebagai contoh bahawa dialog merupakan hal penting yang dapat dilakukan oleh semua pihak,” lanjutnya.
Selain itu dari kisah diatas Nasaruddin juga mengatakan bahwa dialog tidak hanya dilakukan dengan yang sejajar semata namun juga dengan pihak yang dibawah atau atas sehingga dialog merupakan konsep yang bisa dilakukan dengan semua pihak.
“Kisah diatas menunjukkan bahwa dialog harus dilakukan dengan semua pihak bukan hanya sejajar namun juga dengan pihak yang dibawah sehingga semua persoalan, aspirasi, pendapat dapat terungkap dengan baik,” lanjur Rektor PTIQ ini.
Untuk itu dirinya mengajak kepada semua pihak untuk mencintai dialog sebagai salah satu cara dan solusi dalam memecahkan berbagai persoalan kebangsaan dan keummatan.
“Saya mengajak semua untuk mencintai dialog, tidak elergi dengan dialog dan tidak pilih merek ketika berdialog. Semua pihak harus dapat diajak bersama untuk berdialog,” imbuhnya.
Nasaruddin meyakini dialog menjadi kunci bagi bangsa Indonesai dalam melakukan moderasi kehidupan dalam bingkai kebhinekaan. (sdk)