Kanal24, Malang – Untuk mewujudkan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik di lingkungan kampus, Divisi Informasi Dokumentasi dan Keluhan (DIDK) UB mengadakan pemilihan Duta Keterbukaan Informasi Publik (Duta KIP).
Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Ketua DIDK UB menjelaskan bahwa pemilihan Duta KIP bertujuan untuk menginformasikan kepada mahasiswa bahwa UB memiliki UB Care yang dapat digunakan untuk menuangkan kritik dan saran.
“Duta KIP ini kami adakan agar mahasiswa dapat menuangkan kritik dan sasarannya dengan tepat sasaran yaitu di UB care. Kalau informasi yang ingin disampaikan tepat sasaran, pesan akan cepat dibaca oleh pimpinan dan akan segera ditangani,” jelasnya Rabu (19/10/22) saat ditemui Kanal24 di Ijen Suite Hotel.
Duta KIP dianggap penting karna saat ini generasi Z memiliki bahasa yang berbeda sehingga pesan akan lebih sampai jika disampaikan oleh generasi Z. dan UB menjadi pionir karna merupakan satu-satunya kampus di Indonesia yang memiliki Duta KIP.
“Anggapannya kan kami ini generasi kolonial, jadi tidak akan nyambung jika menyampaikan informasi kepada Generasi Z. Oleh karena itu Generasi Z nya langsung yang menyampaikan kepada teman-temannya mengenai informasi apa saja yang dapat disebarluaskan dan yang tidak,” tambahnya.
Duta KIP diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari 19 putra putri Brawijaya dan 2 mahasiswa dari Pusat Layanan Disabilitas (PLD).
Razez Manggala P. mahasiswa Fakultas Teknik UB terpilih mejadi Duta KIP dan penganugerahan disematkan langsung oleh wakil rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Prof. Drs. Gugus Irianto, MSA., Ph.D., Ak.
Penyematan Selempang Duta KIP oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Prof. Drs. Gugus Irianto, MSA., Ph.D., Ak. (Dok. Putri/Kanal24)
Razez menjelaskan menjadi Duta KIP memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar untuk membantu dalam memberikan informasi terkait Keterbukaan Informasi kepada mahasiswa UB.
Menurutnya duta KIP bertugas untuk membantu universitas dalam mengenalkan Keterbukaan Informasi Publik sehingga tata kelola yang ada di Universitas Brawijaya dapat dikenal sebagai satu badan publik yang memberikan informasi secara terbuka.
“Jadi buat teman – teman mahasiswa jangan bingung UKT kita disalurkan kemana, laporan keuangan Universitas Brawijaya bagaimana, dan juga perjanjian Universitas Brawijaya apa, semua dapat dituangkan di UB Care,” jelasnya.
Dengan adanya pemilihan Duta KIP ini menurutnya menjadi salah satu cara UB untuk mengimplementasikan Undang-undang nomor 14 tahun 2008.
“UB dikenal sebagai kampus informatif dan kita 3 kali berturut-turut mendapatkan penghargaan terkait keterbukaan informasi publik. Sudah menjadi tugas Duta KIP untuk mengedukasi tidak hanya mahasiswa tetapi seluruh lapisan baik dari rektorat bahkan sampai pegawai yang ada di Universitas Brawijaya,” tegasnya.
(Dari kanan) Juara 1 : Razez Manggala P (FT), Juara 2 : Lili Lintang P (FISIP), Juara 3 : Alverian Devara (FH) dan Juara favorit : Afif Husein Rasyidi (FISIP)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB Afif Husein Rasyidi merupakan mahasiswa difabel yang terpilih menjadi duta KIP favorit. Meski memiliki keterbatasan namun tidak menyurutkan semangatnya untuk berpartisipasi dalam upaya mensosialisasikan UB Care dan keterbukaan informasi publik kepada mahasiswa para penyandang disabilitas yang ada di UB.
“Keterbukaan informasi merupakan hak setiap orang termasuk para penyandang disabilitas. Dengan adanya duta KIP ini kedepan para penyandang mendapatkan berbagai akses dan informasi yang sama dengan mahasiswa lainnya,” ungkap Afif.
Tidak hanya itu Afif juga berharap dengan keikut sertaannya di duta KIP ini maka para penyandang disabilitas juga mendapatkan fasilitas dan hak yang sama seperti warga UB lainnya.
“Nggak hanya di PLD atau acara disabilitas saja namun saya berharap video edukasi dan konten serta acara umum dapat melibatkan dan dirasakan oleh penyandang disabilitas”, tambahnya. (zah/put)