Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unniversitas Brawiajya (UB) menggelar International Conference on Advances in Humanities, Education, and Language (ICEL) II. Konferensi yang merupakan hasil kerjasama antara FIB UB dengan TEFLIN East Java Chapter dan EAI (European Alliance for Innovation) tersebut akan dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 7-8 November 2022.
Menurut Koordinator ICEL II Nanang Bustanul Fauzi kegiatan ICEL II pada 2022 ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-13 FIB UB.
“Selain itu, merupakan upaya internasionalisasi juga menjadi dasarnya,” imbuhnya.
Nanang mengungkapkan bahwa ICEL II diikuti oleh tidak kurang dari 87 pemakalah dari berbagai kota dan negara.
Tercatat bahwa sebagian besar para pemakalah dan peserta seminar berasal dari Surabaya, Tanjungpura, Malang, Yogyakarta, dan beberapa kota lain. Selain itu, juga ada yang berasal dari Singapura, India, Malaysia, dan Jepang.
Antusiasme peserta ICEL II FIB UB yang digelar secara hybrid (Dok.FIB UB)
Nanang berharap bahwa ICEL II tidak hanya dapat membuat FIB UB bisa semakin dikenal di masyarakat tetapi juga dapat membantu peserta untuk mempublikasikan riset dan ide kreatif mereka secara global.
“Selain itu, jaringan kerja sama juga diharapkan tumbuh dari sini,” imbuhnya.
International Conference on Advances in Humanities, Education, and Language (ICEL) II mengusung tema “Reinventing Language Education in Post-Pandemic Era”. Subtema yang diusung pada ICEL II antara lain inclusive practices in language teaching, intercultural competence in language teaching, applied linguistics in language teaching, ICT based integration in language teaching dan education transformation amids “Merdeka Belajar” era.
ICEL II juga mengundang Lima pembicara utama dari berbagai negara antara lain, Rafidah BT Sahar Ph.D dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Pagoh, Professor Victoria G. Naomi dari School of Education Avinashilingam University, Profesor Arita Kayoko dari Teikyo University, Professor Emeritus Thomas N. Robb dari Kyoto Sangyo University dan Eti Setiawati dari Universitas Brawijaya.