Kanal24, Malang – Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) memperingati Dies Natalis ke-68 dengan mengusung tema “Fakultas Hukum, Sinergi untuk Keadilan dan Kemajuan.” Acara puncak digelar pada Selasa (01/07/2025) di Ballroom Munir FH UB, dihadiri oleh jajaran pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta tamu undangan dari berbagai mitra institusi hukum dan lembaga akademik.
Ketua pelaksana kegiatan, Rumi Suwardiyati, S.H., M.Kn., menjelaskan bahwa tema tahun ini mencerminkan tekad FH UB untuk terus bersinergi membangun keadilan di masyarakat serta mendorong kemajuan dalam pendidikan hukum. “Makna dan pesan yang ingin kami sampaikan melalui tema ini adalah pentingnya kerja sama semua elemen di FH UB—baik dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa—dalam menciptakan keadilan dan kemajuan hukum di Indonesia,” ujarnya.
Baca juga:
FH UB Gelar Lomba Meriahkan Dies Natalis ke-68

Salah satu momen istimewa dalam perayaan Dies Natalis ke-68 ini adalah penganugerahan Meraja Award, sebuah bentuk penghargaan bagi sivitas akademika FH UB yang menunjukkan kontribusi luar biasa. Salah satu penerima penghargaan adalah Ferio Ivan Mulyono, mahasiswa yang dinobatkan sebagai “Mahasiswa dengan Karya Ilmiah Terbanyak.”
Ferio menyatakan rasa syukurnya atas apresiasi tersebut. “Tentunya sangat senang karena ini merupakan bentuk penghargaan dari fakultas terhadap pencapaian saya di bidang publikasi ilmiah,” ucapnya. Ferio telah menerbitkan berbagai jurnal yang terindeks Sinta dan Scopus, serta aktif dalam proyek penelitian bersama dosen. Ia berharap mahasiswa lain bisa turut berkontribusi melalui jalur yang sesuai dengan minat mereka. “Akademik itu penting, tetapi pengabdian masyarakat juga bagian dari Tri Dharma. Setiap mahasiswa bisa memilih jalur terbaik untuk berdampak bagi masyarakat.”

Dekan FH UB, Dr. AAN Eko Widiarto, S.H., M.Hum., menekankan bahwa perjalanan panjang selama 68 tahun telah membentuk FH UB sebagai institusi pendidikan hukum yang kuat dan adaptif. Namun, tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kualitas dan integritas lulusan. “Yang paling berat adalah menjaga mutu pendidikan agar alumni yang dihasilkan benar-benar profesional, berintegritas, dan menguasai keilmuan hukum,” ujar Dekan.
Sebagai bentuk inovasi dalam pengabdian masyarakat, FH UB saat ini tengah mengembangkan program “Brawijaya di Sini Lintas Border”, yakni layanan asistensi dan advokasi hukum berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI). Program ini menjangkau masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kejaksaan di Thailand, Korean Muslim Federation di Korea Selatan, dan mitra hukum di Malaysia.
“Kami ingin hasil dari pengajaran dan penelitian hukum di fakultas ini bisa menjangkau lebih luas, tak hanya di Indonesia tapi juga komunitas internasional,” kata Eko.
Acara puncak Dies Natalis ditutup dengan sesi refleksi melalui Pitutur Luhur yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Sodiqi, yang menekankan pentingnya nilai kerja keras, kedisiplinan, dan rendah hati bagi para dosen dan tenaga kependidikan. Pesan ini diharapkan menjadi pegangan moral dan etika dalam menjalankan tugas akademik dan pelayanan di lingkungan FH UB.

Baca juga:
Disertasi FH UB : Usul Revisi Pasal Tipikor
FH UB juga menegaskan kembali nilai-nilai dasarnya melalui semboyan: “Setiap orang lahir dalam keadaan bebas dan sama derajatnya.” Semboyan ini menjadi landasan dalam membangun atmosfer akademik yang menjunjung kesetaraan hak semua warga fakultas, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan.
Dengan usia yang telah mencapai 68 tahun, Fakultas Hukum UB terus berkomitmen menjadi pusat pendidikan hukum yang unggul di tingkat nasional dan internasional, dengan tetap mengedepankan sinergi, keadilan, dan kemajuan bagi seluruh lapisan masyarakat. (nid/dht)