KANAL24, Jakarta – Digitalisasi proses bisnis internal dan pelayanan PT PLN (Persero) terus berjalan sesuai rencana,berhasil meningkatkan pengalaman pelanggan (customer experience) dan efisiensi proses bisnis hingga Rp10,85 triliun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan proses digitalisasi dalam bisnis PLN tidak lagi dijalankan secara parsial, melainkan secara integral, komprehensif, holistik, dengan melibatkan banyak stakeholder .
“PLN terus melakukan transformasi di segala lini agar perusahaan menjadi lebih trengginas dan efisien. Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN kini telah dapat dirasakan manfaatnya, baik dalam hal efisiensi bisnis ataupun untuk memudahkan pelayanan pelanggan,” kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (2/6/2022).
Darmawan menyebut Transformasi PLN dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan kekinian, termasuk adanya perubahan kondisi kelistrikan di Indonesia dari sebelumnya defisit menjadi surplus. Situasi pandemi Covid-19 turut menghadirkan tantangan yang justru dengan baik dijadikan momentum percepatan proses transformasi PLN.
Sejak 21 April 2020, PLN telah meluncurkan program Transformasi PLN dengan salah satu agendanya digitalisasi, guna meningkatkan kinerja perusahaan. Darmawan menjelaskan, ada sejumlah program digitalisasi yang sudah dirasakan manfaatnya untuk efisiensi bisnis internal.
Pertama, Digital Procurement menjadikan proses pengadaan terdigitalisasi secara end to end sehingga proses menjadi lebih transparan, simpel, dan efisien, telah berhasil menghemat biaya operasional hingga Rp1,608 triliun.
Kedua, Digitalisasi Pembangkit (Digital Power Plant) untuk proses lean dan cost yang efisien setidaknya telah memberikan peghematan mencapai Rp100,2 miliar.
Ketiga, bergulirnya Digitally Enable Distribution Excellences yang memungkinkan proses pemeliharaan dilakukan dengan efisien dan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dengan penghematan hingga Rp 235,6 miliar.
Keempat, program Dispatch Optimizationyang menjadikan pengaturan sistem kelistrikan andal, berkualitas dan ekonomis, dengan penghematan mencapai Rp 8,91 triliun.(sdk)