Kanal24, Malang – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menghubungi Presiden terpilih Amerika Serikat untuk menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya. Langkah ini mendapat tanggapan dari Dr. Verdy Firmantoro, S.I.Kom., M.I.Kom., seorang pakar komunikasi politik dari Universitas Brawijaya (UB) saat ditemui Kanal24 dalam acara peringatan 20 tahun berdirinya Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB pada Rabu (13/11/2024). Dr. Verdy menilai bahwa komunikasi yang dilakukan Presiden Prabowo merupakan bentuk diplomasi strategis yang memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.
Menurut Dr. Verdy, gaya komunikasi Prabowo mencerminkan pendekatan “politik akomodatif dan keseimbangan” yang tinggi. Ini berarti bahwa Indonesia berupaya menjalin hubungan baik dan seimbang dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok, tanpa memihak salah satu blok kekuatan global. “Apa yang dilakukan Presiden Prabowo ini menunjukkan bahwa beliau ingin menjaga poros keseimbangan, di mana Indonesia tidak terjebak dalam blok tertentu, tetapi berusaha dekat dengan semua negara agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia,” jelas Dr. Verdy.
Langkah komunikasi ini, tambah Dr. Verdy, bukan sekadar ucapan selamat biasa, melainkan sebuah strategi untuk memperkuat peran Indonesia di forum internasional. Ia menekankan bahwa Indonesia tidak ingin menjadi “penonton” di dunia internasional, tetapi aktif berpartisipasi dalam isu-isu global. Hal ini, kata Dr. Verdy, menunjukkan bahwa Indonesia terinspirasi dari negara-negara maju dan ingin mengikuti jejak positif mereka dalam pembangunan dan perkembangan global.
Komunikasi yang dilakukan Presiden Prabowo ini, menurut Dr. Verdy, tidak hanya bertujuan menjaga hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, tetapi juga mengamankan berbagai kepentingan nasional, seperti dukungan terhadap Palestina. “Dalam berbagai isu, Indonesia selalu konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Meskipun Amerika Serikat mungkin memiliki pandangan berbeda, Presiden Prabowo tetap mengedepankan sikap Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina, namun tanpa mengorbankan hubungan dengan negara-negara besar lainnya,” papar Dr. Verdy.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia menghindari jebakan politik internasional yang bisa membatasi kebebasan diplomasi. “Melalui komunikasi strategis ini, Indonesia berupaya menegaskan bahwa kami adalah negara besar dengan prinsip yang kuat, yang juga siap menawarkan kontribusi untuk kemerdekaan bangsa-bangsa di seluruh dunia,” ungkapnya.
Lebih jauh, Dr. Verdy menyoroti bahwa Presiden Prabowo berhasil menunjukkan posisi strategis Indonesia di mata dunia melalui pendekatan diplomasi yang inklusif dan tidak memihak. Dengan menjaga hubungan baik dengan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, Indonesia mampu memposisikan diri sebagai negara yang netral dan mandiri dalam percaturan politik global. “Presiden Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar yang mampu menawarkan perubahan dan kontribusi nyata bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia,” pungkasnya.
Gaya komunikasi politik Prabowo, menurut Dr. Verdy, memberikan gambaran tentang bagaimana Indonesia akan memainkan perannya di masa depan sebagai kekuatan regional yang berpengaruh, yang tidak hanya memperjuangkan kepentingan nasional, tetapi juga kesejahteraan global. (nid/una)
thanks a lot of information keren bgt