KANAL24, Malang – Dua dosen dari Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) Disabilitas Jurusan Psikologi FISIP Universitas Brawijaya menggelar Pelatihan Disability Awareness bagi Guru Sekolah Inklusif secara daring, Selasa (12/10/2021). Mereka adalah Ratri Nurwanti, M.Psi., Psikolog dan Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog yang dibantu oleh tiga orang mahasiswa yaitu Edoardus Gilang Wardana, Muhammad Raihan, dan Isyraq Qurratul’Aini. Pelatihan ini sebagai salah satu bentuk komitmen untuk mendukung praktik inklusivitas bagi penyandang disabilitas.
Adapun sekolah peserta pelatihan ini diantaranya adalah SMA Muhammadiyah 1 Malang, MI Thoriqotusa’adah, MTs Sunan Bonang Ngabab, dan SD Sriwedari Malang, dengan memanfaatkan akses teknologi, maka kegiatan ini juga dibuka untuk guru-guru di luar sekolah mitra. Total terdapat 70 orang guru dari berbagai penjuru Indonesia yang mengikuti kegiatan ini.
Unita Werdi Rahajeng mengatakan pelatihan ini mengambil tema Disability Awareness. Pemilihan tema tersebut karena data menunjukkan bahwa masih banyak guru-guru sekolah inklusif di Indonesia yang memiliki pemahaman kurang tepat mengenai penyandang disabilitas, misal penyandang disabilitas dianggap sebagai individu yang tergantung dan selalu perlu dibantu atau memandang kehadiran penyandang disabilitas akan menyebabkan siswa lain merasa tidak nyaman. Padahal pemahaman tersebut adalah dasar fondasi sikap dan perilaku yang ditunjukkan guru kepada penyandang disabilitas di sekolahnya dan dapat mempengaruhi sikap siswa lain terhadap siswa penyandang disabilitas serta mempengaruhi proses pembelajaran siswa disabilitas secara umum.
“Masih banyak guru-guru sekolah inklusif yang belum memiliki pemahaman mengenai kebutuhan khusus penyandang disabilitas. Pemahaman mengenai kebutuhan khusus penyandang disabilitas akan memudahkan guru untuk merancang pembelajaran dan program-program di sekolah,” imbuhnya.
Unita melanjutkan pada sesi interaktif dengan tema Membongkar Pemahaman Mengenai Penyandang Disabilitas, peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan pemahaman mengenai mitos-mitos penyandang disabilitas dan faktanya. Lalu, di sesi selanjutnya, peserta mengikuti paparan dari narasumber dari Wisesa Consulting Yogyakarta Admila Rosada, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog yang telah memiliki pengalaman praktis belasan tahun menangani dan mengelola lembaga pendidikan inklusif. Admila memaparkan mengenai sistem pendidikan inklusif dan bagaimana cara mengenali kebutuhan khusus siswa penyandang disabilitas dalam lingkungan pendidikan.
“Kami bersyukur para peserta memberikan respons yang positif dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Mereka mengharapkan agar pelatihan semacam ini sering dilakukan karena bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi mereka sebagai guru di sekolah inklusif serta membangun jaringan antar pendidik sekolah inklusif di Indonesia. Rencananya, dari pelatihan ini akan kami lanjutkan dengan pelatihan deteksi kebutuhan khusus serta teknis pendampingan bagi peserta didik berkebutuhan khusus,” tandas Ratri Nurwanti. (Meg)