Kanal24 – Pemilu 2024 segera terlaksana kurang dari satu bulan. Dilema mulai muncul seiring berjalannya waktu. Indopol sebagai salah satu lembaga survei terkemuka di Indonesia mendapati temuan anomali perilaku pemilih dalam Pemilu 2024 dan perbedaan hasil lembaga survei.
Oleh karena itu, Indopol membuka ruang diskusi publik yang dilaksanakan secara langsung dan juga disiarkan melalui akun Youtube IDC Media. Rabu (24/01/2024).
Diskusi terbuka ini menghadirkan lima narasumber, yaitu Ratno Sulistiyanto, Direktur Indopol, Al Araf, Ketua Centra Initiative, Prof Ikrar Nusa Bhakti, pengamat politik, Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, dan Titi Anggraini, Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi.
Diskusi ini bertujuan agar masyarakat luas lebih mawas diri dan lebih terbuka wawasannya terhadap peristiwa Pemilu yang akan segera terlaksana bulan depan.
Ratno Sulistiyanto, Direktur Indopol menyatakan bahwa dalam survei nasional oleh Indopol yang telah dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 15 Januari ditemukan sebuah anomali.
Dari survei yang dilakukan, temuan Indopol di daerah Jawa Timur memiliki undecided voter yang cukup tinggi. Seperti daerah Blitar yang memiliki 85% undecided voter, Kediri dengan 40%, Mojokerto 55%, dan bahkan di daerah Bondowoso mencapai angka 70% untuk persentase undecided voter-nya.
“Dalam temuan surveyor kami, di daerah Jawa Timur masih banyak terjadi penolakan dari pihak kelurahan. Dengan alasan bahwa sudah mendekati tanggal Pemilu dan agar wilayahnya tidak terpetakan,” ujar Ratno.
Al Araf, selaku peneliti senior imparsial juga setuju dengan temuan tersebut. Menurutnya anomali tersebut menjadi menarik karena membuktikan bahwa masyarakat berada pada kondisi ketidak bebasan dalam menjawab hasil survei.
“Mereka berada dalam tekanan, akibatnya membuat mereka takut ketika survei dilakukan,” terang Al Araf.
Diskusi ini berlangsung dengan antusias dan interaktif. Para narasumber saling bertukar pendapat terhadap adanya anomali temuan dari survei Indopol yang telah dilakukan pekan lalu.
Diskusi ditutup dengan pertanyaan dari penonton yang mempertanyakan perihal anomali yang terjadi di masyarakat. Dari diskusi tersebut diharapkan masyarakat agar jangan takut dalam menentukan pilihannya karena persoalan-persoalan intimidasi dari faktor eksternal. Serta Al Araf menyimpulkan bahwa berdasar anomali – anomali yang terjadi disaat survei menunjukkan bahwa artinya di tahun 2024 ini kita tidak bisa memprediksi siapa yang akan unggul dalam Pemilu 2024. Hanya pada hari H lah kita bisa tau angka kemenangan sesungguhnya. (fan/din)